Mendag dan ACSB bahas kerja sama peningkatan UMKM ekspor
Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Asia Council for Small Business (ACSB) membahas peluang kerja sama, khususnya ...
Kemendag membahas peluang kerja sama dengan ACSB untuk meningkatkan Program UMKM BISA Ekspor
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Asia Council for Small Business (ACSB) membahas peluang kerja sama, khususnya untuk memaksimalkan Program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
Program yang diinisiasi Kemendag tersebut bertujuan untuk mendorong para UMKM untuk ekspor. Pembahasan ini mengemuka dalam audiensi antara Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dengan pendiri sekaligus Ketua ACSB Indonesia Hermawan Kartajaya.
"Kemendag membahas peluang kerja sama dengan ACSB untuk meningkatkan Program UMKM BISA Ekspor. Kemendag mengajak lebih banyak pemangku kepentingan ekspor dan UMKM untuk ikut memaksimalkan program ini. Kami harap, lebih banyak ekspor dapat didorong melalui Program UMKM BISA Ekspor," ujar Budi dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Keduanya juga membahas upaya peningkatan UMKM BISA Ekspor melalui empat cara. Pertama, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di bawah ACSB bersama Indonesia Marketing Association (IMA) dapat berperan sebagai agregator UMKM.
Agregator UMKM tersebut kemudian dapat ikut serta dalam program business matching untuk mendukung UMKM BISA Ekspor. Kedua, ACSB melalui Markplus dapat mendukung pelatihan atau sekolah bagi calon perwakilan perdagangan (perwadag).
Selanjutnya, ACSB dapat berperan dalam pembinaan UMKM. Keempat, Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dapat berpartisipasi pada side event kegiatan ACSB yang bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) di Milan, Italia, pada 5-7 Mei 2025.
Terkait pelaksanaan UMKM BISA Ekspor, Budi menyampaikan, pada Januari 2025, tercatat telah terlaksana 72 kegiatan penjajakan bisnis (business matching) yang terdiri atas 40 pitching dengan perwadag dan 32 pertemuan dengan buyer.
Pada business matching tersebut, dihasilkan jumlah transaksi sebesar 5,2 juta dolar AS, dengan rincian sebesar 1,55 juta dolar AS berupa Purchase Order (PO) dan 3,67 juta dolar AS berupa potensial transaksi dalam bentuk MoU.
Sementara itu, pada Januari 2025, terdapat 196 UMKM yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan business matching. Sektor UMKM yang diminati dalam business matching, antara lain, makanan dan minuman (mamin), kopi, rempah-rempah, furnitur, kerajinan tangan, alat kesehatan, dan produk kimia.
Di sisi lain, business matching berhasil mempertemukan UMKM dengan lebih dari 25 buyer dilebih dari 10 negara mitra dagang yang secara aktif menjajaki peluang kerja sama dengan eksportir.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025