Menko PMK: Disrupsi tantangan besar bagi dunia pendidikan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno mengatakan disrupsi pendidikan ...
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno mengatakan disrupsi pendidikan menjadi tantangan bagi dunia pendidikan, tidak terkecuali juga dihadapi oleh Nahdlatul Ulama.
"Ini (disrupsi) tantangan di dunia pendidikan tinggi. Sangat berat ya itu disrupsi," kata dia saat membuka Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama di Jakarta, Rabu.
Pihaknya mencontohkan disrupsi di bidang sains dan teknologi membuat sejumlah pekerjaan hilang karena peran dan fungsinya digantikan oleh teknologi.
"Di fakultas kedokteran sudah mulai banyak berbagai macam aplikasi di mana kita bisa mengukur tekanan gula darah kita 24 jam, kita bisa mengukur detak jantung kita, dan seterusnya diambil alih dengan adanya AI, advance robotic. Poin saya adalah ini tantangan lembaga pendidikan yang berat sekali," kata dia.
Contoh lainnya, keberadaan pesantren dan guru-guru ngaji yang saat ini harus bersaing dengan para pencipta konten dan pemengaruh.
"Kita mencetak ribuan guru ngaji, ribuan pesantren harus bersaing dengan content creator, Youtuber, Tiktoker, yang bisa punya jangkauan jauh lebih luas," kata Pratikno.
Menurut dia, upaya untuk menghadapi tantangan tersebut, dengan membangun tata kelola yang baik untuk mengelola layanan pendidikan yang sudah ada di lingkungan Nahdlatul Ulama.
"Governance, regulasi. Kata kuncinya adalah transformasi," kata dia.
Ia mencatat Maarif menaungi lebih dari 20 ribu lembaga pendidikan, 23 ribu pesantren di bawah naungan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI), Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU) membawahi 253 lembaga pendidikan tinggi, yang 20 di antaranya terafiliasi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)."Itu semua kendaraan besar yang harus kita optimalkan," katanya.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025