Mensos Jawab Kritik Bansos Sering Salah Sasaran

Mensos Saifullah Yusuf menyebut penggunaan Data Terpadu Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) akan membuat penyaluran bansos lebih tepat sasaran.

Mensos Jawab Kritik Bansos Sering Salah Sasaran

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Saifullah Yusuf () merespons kritik penyaluran bantuan sosial () yang sering salah sasaran. Menurut Gus Ipul, program perlindungan sosial akan semakin efektif dengan penggunaan Data Terpadu Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang saat ini mencapai tahap finalisasi.

Basis data itu diklaim Gus Ipul akan membuat bansos bisa tepat sasaran. “Kami sepakat dengan BPS tiap 3 bulan lakukan pemutakhiran data (DTSEN),” ujar Gus Ipul dalam rilis resmi, Rabu, 12 Januari 2025.

Gus Ipul menegaskan, Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi agar program bansos harus berbasiskan pada data yang akurat dan valid. Akurasi ini penting sebab selama ini setiap lembaga yang berkaitan dengan program perlindungan sosial memiliki data sendiri-sendiri. 

Adanya data baru yang dihimpun secara kolektif di DTSEN ia harapkan meminimalisir penyaluran bansos yang salah sasaran. Kementerian Sosial tiap tahun menyalurkan bansos sekitar Rp 75 triliun. Angka ini berupa transfer tunai langsung ke penerima manfaat. Di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). 

DTSEN sendiri merupakan integrasi tiga pangkalan data utama, yaitu DTKS, Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), dan Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Konsolidasi data ini kemudian akan diuji silang oleh BPS dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) milik Kementerian Dalam Negeri guna memastikan akurasi data. 

Data tunggal ini nantinya, akan diatur melalui instruksi presiden sehingga menjadi acuan yang digunakan oleh semua pihak. Namun data ini juga masih bersifat dinamis, sehingga Kemensos bersama BPS terus melakukan pemutakhiran setiap tiga bulan sekali untuk memastikan data tetap valid.