Mensos: Sekolah rakyat ada asrama dan dapat tampung ratusan siswa
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan konsep sekolah rakyat terdapat asrama yang diperkirakan ...
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan konsep sekolah rakyat terdapat asrama yang diperkirakan dapat menampung hingga ratusan siswa.
"Ini adalah sekolah berasrama, sekolah unggulan untuk keluarga yang miskin atau miskin ekstrem, atau lebih tepatnya mungkin mereka yang berpenghasilan rendah. Untuk kapasitas, sedang kita diskusikan, sedang kita hitung semuanya ini, bisa 100, 200, atau 300, tergantung nanti hasil diskusi kita," katanya saat ditemui usai acara Sarasehan Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan rata-rata penduduk miskin dan miskin ekstrem tidak sempat melanjutkan pendidikan tingkat menengah.
"Ya ini (sekolah rakyat) hanya yang berasal dari keluarga yang miskin dan miskin ekstrem, dari keluarga itu nanti, karena kalau kita lihat, rata-rata mereka tidak bisa sampai melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP. Jadi kalau ibu atau bapaknya itu lulusan SD, anaknya juga tidak lulus SMP," ujar dia.
Baca juga:
Setelah melalui penyaringan tingkat ekonomi (miskin atau miskin ekstrem), para siswa nantinya juga akan disaring secara akademis.
"Kriteria pertama, itu harus dari keluarga miskin atau miskin ekstrem, setelah itu ada saringan akademis, kita coba dan nanti aturannya akan disesuaikan," ucapnya.
Ia menyebutkan dalam waktu dekat, Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) di Kota Bekasi, Jawa Barat akan dimanfaatkan menjadi salah satu percontohan sekolah rakyat.
"Kalau yang di Bekasi, di Sentra Terpadu Pangudi Luhur itu kan asalnya dua sentra dijadikan satu, jadi nanti kita pisah, sarana prasarananya lengkap untuk olahraga ada, penginapan siswa juga ada, untuk sekolah juga udah ada, jadi sudah relatif lengkap, tinggal kami akan laporkan ke Presiden dalam waktu yang tidak terlalu lama," katanya.
Gus Ipul juga menegaskan bahwa pihaknya hingga saat kini terus melakukan persiapan, termasuk menerima masukan dari Menteri Pendidikan Nasional Indonesia 2009-2014 Mohammad Nuh agar kurikulum yang disediakan di sekolah rakyat sesuai dengan kebutuhan anak-anak Indonesia.
"Yang jelas persiapan terus kita lakukan, kita juga mendengarkan dari para ahli, salah satunya Prof Mohammad Nuh itu, supaya nanti benar-benar kurikulumnya itu sesuai dengan kebutuhan anak-anak kita," ujarnya.
Salah satu prioritas utama sekolah rakyat, ujar dia, untuk melahirkan agen-agen perubahan yang nantinya dapat menyejahterakan keluarganya.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025