Misteri Kematian Massal Babi di Tosari Pasuruan, Hasil Investigasi Keluar Minggu Depan
Misteri Kematian Massal Babi di Tosari Pasuruan, Hasil Investigasi Keluar Minggu Depan. ????Sejumlah ternak jenis babi milik warga Kabupaten Pasuruan ditemukan pemiliknya mati mendadak. Ada dua desa pemilik babi yang mati mendadak -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
![Misteri Kematian Massal Babi di Tosari Pasuruan, Hasil Investigasi Keluar Minggu Depan](https://beritajatim.com/wp-content/uploads/2025/02/1000686491_11zon.jpg)
Pasuruan (beritajatim.com) – Sejumlah ternak jenis babi milik warga Kabupaten Pasuruan ditemukan pemiliknya mati mendadak. Ada dua desa pemilik babi yang mati mendadak, yakni di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Menurut data yang diterima terdapat 50 ekor babi yang mati di Desa Sedaeng. Sementara untuk di Desa Wonokitri terdapat 10 ekor babi mati secara mendadak.
Kepala Desa Sedaeng, Abdul Hadi, mengungkapkan bahwa sebelumnya beberapa babi yang mati terlihat sangat sehat. Beberapa pemilik babi juga merasa tak ada tanda-tanda gejala babi jika terkena sakit.
“Babi-babi ini sebelumnya terlihat sehat, namun tiba-tiba mati tanpa menunjukkan gejala sakit. Warga sangat khawatir karena banyak di antara mereka yang mengandalkan hasil penjualan babi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelas Abdul, Selasa (11/2/2025).
Menanggapi kejadian ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan telah mengambil sampel darah dari babi yang mati untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Hasil pemeriksaan ini diharapkan dapat mengungkap penyebab kematian massal tersebut.
“Kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti kematian babi-babi ini. Hasilmya keluar setelah 5-7 hari ke depan,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiah.
Alfia juga mengatakan bahwa beberapa babi milik warga tersebut dibeli dari pedagang di Malang. Ditakutkan, babi-babi tersebut menularkan virus African Swine Fever (ASF) seperti yang pernah terjadi pada tahun 2021 silam.