Pakar: Kenaikan anggaran pertahanan harus perhatikan dua hal ini
Pakar intelijen dan keamanan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Stanislaus Riyanta, ...
Jakarta (ANTARA) - Pakar intelijen dan keamanan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Stanislaus Riyanta, mengatakan kenaikan anggaran pertahanan yang diproyeksikan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) perlu memperhatikan dua hal ini.
Riyanta menjelaskan bahwa kedua hal tersebut adalah pembelian alat utama sistem senjata (alutsista), dan peningkatan kesejahteraan prajurit.
“Keduanya harus beriringan,” kata Riyanta saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin.
Menurut dia, proyeksi peningkatan anggaran secara bertahap dari 0,8 persen menjadi 1,5 persen dari pajak domestik bruto (PDB) perlu memperhatikan dua hal tersebut dikarenakan unsur pertahanan negara bukan merupakan unsur tunggal, yakni tidak sebatas mengenai alutsista atau prajurit saja.
Sementara itu, dia menjelaskan bahwa ada prioritas lain yang perlu dilakukan pemerintah saat ini selain berfokus terhadap dua hal tersebut.
“Saya kira perlu penguatan industri pertahanan dalam negeri. Ini harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Sebelumnya, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin beserta jajaran memproyeksikan peningkatan anggaran dalam Rapat Pimpinan Kemhan, di Jakarta, Kamis (16/1).
Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kemhan RI, Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang, usai rapat tersebut menjelaskan peningkatan anggaran hingga 1,5 persen dari PDB sudah ideal untuk kebutuhan pertahanan.
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025