PLN dan Kementan memulai program tanaman energi di Brebes Jateng

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama Kementerian Pertanian memulai program penanaman tanaman energi di Desa ...

PLN dan Kementan memulai program tanaman energi di Brebes Jateng
Program ini menjadi titik perdana dari total rencana penanaman di 50 lokasi yang tersebar di berbagai daerah

Jakarta (ANTARA) - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama Kementerian Pertanian memulai program penanaman tanaman energi di Desa Kamal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan energi.

Kegiatan ini merupakan inisiatif perdana dari program Sistem Pertanian Terpadu Tanaman Energi (SPT2E) untuk Ketahanan Energi dan Pangan.

Vice President Strategi dan Pengembangan Bisnis Biomassa PLN EPI, Anita Puspita Sari menyampaikan apresiasi atas kolaborasi lintas sektor yang melibatkan BSIP Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, serta Kelompok Tani setempat.

“PLN EPI dan Kementerian Pertanian bergotong royong menghijaukan Brebes, dimulai dari Desa Kamal. Program ini menjadi titik perdana dari total rencana penanaman di 50 lokasi yang tersebar di berbagai daerah. Survei awal telah dilakukan sejak awal tahun, dan Desa Kamal dipilih sebagai lokasi pertama untuk memulai inisiatif ini", ujar Anita dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Pada penanaman perdana di Desa Kamal, Brebes yang dilaksanakan Jumat (17/1), PLN EPI dan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan menyerahkan 10.000 Bibit tanaman energi indigovera dan gamal, 200 kg benih jagung, 10 ton pupuk organik, 3 unit alat sarana produksi pertanian kepada Gapoktan Harendong Tani dan Ketua Kelompok Tani Subur.

Anita menjelaskan bahwa penanaman perdana mencakup area seluas 10 hektar, yang terdiri dari tanaman pangan dan energi. Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi petani setempat.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mendukung peningkatan ekonomi petani lokal. Selain pangan, tanaman energi juga dapat menjadi alternatif yang memberikan nilai tambah. Kami berharap program ini bisa berkembang lebih luas di masa mendatang, bahkan dapat diterapkan secara mandiri oleh kelompok tani dengan bimbingan pemerintah desa", lanjutnya.

Program SPT2E ini dijadwalkan berlangsung sepanjang Januari hingga Februari, memanfaatkan musim hujan agar tanaman dapat tumbuh optimal. PLN EPI juga berkomitmen untuk terus mengawal program ini agar berjalan berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Desa Kamal dan sekitarnya.

Anita menyampaikan harapan besar agar sinergi antara PLN EPI, Kementerian Pertanian, dan masyarakat setempat dapat menjadi model bagi wilayah lain.

“Semoga kegiatan perdana ini menjadi awal yang berkah dan dapat dilakukan upscale serta diduplikasi ke lokasi-lokasi lainnya," ujarnya.

Pelaksana Harian Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementan Haris Syahbuddin mengatakan, melalui konsep pertanian terpadu masyarakat bisa memanfaatkan lahan kritis untuk dijadikan tanaman energi guna mendukung keberlanjutan pasokan biomassa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Muhammad Furqan menyoroti potensi pertanian di Desa Kamal yang dapat dimanfaatkan untuk program biomassa.

"Desa Kamal memiliki potensi besar dalam pertanian, seperti jagung yang tidak hanya berfungsi sebagai bahan pangan tetapi juga biomassa untuk energi. Kami mendukung penuh program ini karena tanaman seperti gamal dan indigofera yang ditanam di sini memiliki manfaat ganda, yaitu batang kayunya dapat dijual ke PLN, sementara daunnya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak", ujar Furqan.

Ia juga menambahkan bahwa program ini diharapkan mampu membantu menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Brebes, yang saat ini mencapai sekitar 15 persen, dengan Desa Kamal sebagai percontohan.

Dengan demikian Program Sistem Pertanian Terpadu Tanaman Energi (SP2TE) ini diharapkan selain mendukung transisi energi hijau juga berdampak langsung terhadap ekonomi kerakyatan.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025