Potret Perjuangan Warga Dapatkan Gas Elpiji 3 Kg, Ada yang Meninggal Dunia Usai Kelelahan Mengantre

Antrean mendapatkan gas elpiji 3 Kg terlihat mengular di banyak wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, ibu kota negara ini.

Potret Perjuangan Warga Dapatkan Gas Elpiji 3 Kg, Ada yang Meninggal Dunia Usai Kelelahan Mengantre

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat saat ini kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg usai Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melarang pedagang eceran menjualnya.

Hal ini imbas dari kebijakan pemerintah yang mengatur penjualan gas tersebut dapat dijual oleh penjual yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).

Kebijakan itu berlaku mulai 1 Februari 2025. Artinya, penjualan gas elpiji 3 kilogram tak bisa diecer.

Antrean terlihat mengular di banyak wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, ibu kota negara ini.

Ironisnya, seorang ibu lansia berumur 62 tahun, Yonih, meninggal dunia setelah mengantre membeli gas elpiji 3 kilogram pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.

Berikut potret perjuangan warga berburu gas elpiji di pasaran sepanjang Senin kemarin. 

1. meninggal saat antre

Kelangkaan membawa duka bagi warga di Pamulang, Tangerang Selatan. 

Seorang perempuan paruh baya, Yonih (62), meninggal dunia setelah mengantre membeli gas elpiji 3 kilogram pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.

Adik korban, Rohaya (51), bercerita, pada Senin pagi sang kakak masih beraktivitas seperti biasa, termasuk membuka warung dan menyiapkan lontong untuk berdagang.

"Tadi pagi saya masih ketemu, dia bilang mau antre gas. Saya sempat bilang nanti juga dianterin, tapi dia tetap berangkat. Biasanya antre di warung depan, ternyata dia pergi ke tempat yang lebih jauh," ujar Rohaya saat ditemui Kompas.com di Jalan Beringin I RT 01/07 Pamulang Barat, Tangsel, Senin.  

Rohaya mengatakan, Yonih berangkat dari rumah sekitar pukul 11.00 WIB dengan membawa dua tabung gas kosong.

Lansia perempuan itu berjalan kaki seorang diri untuk membeli gas elpiji di yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah. 

Setelah mengantre selama kurang lebih satu jam, Yonih berhasil mendapat gas elpiji dan kembali ke rumah berjalan kaki.