Rupiah Menguat Diterpa Angin Segar Penyelesaian Perang Ukraina
Inflasi AS yang tinggi mendorong Bank Sentral AS, The Fed mempertaankan suku bunga.
![Rupiah Menguat Diterpa Angin Segar Penyelesaian Perang Ukraina](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2025/02/05/Rupiah_Ditutup_Menguat_58_Poin_Terhadap_Dolar_AS-2025_02_05-21_09_48_66d2d90bc51624349b0a5924073956ad_960x640_thumb.jpg)
Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,03% ke level 16.370 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (13/2). Pergerakan rupiah hari ini, antara lain perkembangan penyelesaian perang di Ukraina yang dapat berdampak positif terhadap rupiah.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, berita baru soal penyelesaian perang Ukraina, membantu memberikan sentimen positif bagi aset berisiko. sebagian indeks saham Asia bergerak positif. Indeks dolar AS terlihat menurun pagi ini ke level 107 dari sebelumnya di kisaran 108.
"Jadi ada peluang penguatan rupiah hari ini ke arah 16.330-16.300 per dolar AS, dengan potensi pelemahan kembali ke arah 16.390-16.400 per dolar AS," ujar Ariston kepada Katadata.co.id.
Di sisi lain, menurut dia, data inflasi Amerika yang dirilis semalam menunjukan hasil di atas ekspektasi pasar. Hasil ini bisa memicu the Fed tidak akan memangkas suku bunganya lagi dalam waktu dekat dan menahan dolaar AS tetap menguat sehingga menahan penguatan rupiah.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga melihat potensi penguatan rupiah. Pernyataan dovish dari Powell yang mengatakan bahwa walau tidak akan buru-buru memangkas suku bunga namun telah ada kemajuan besar dalam inflasi. membuat dolar AS berbalik lemah walau data inflasi AS yang lebih kuat.
"Walau demikian penguatan akan terbatas mengingat kekuatiran seputar perang dagang masih kuat. Rupiah akan bergerak di rentang 16.300-16.400 per dolar AS," kata dia.
Inflasi AS Melambung
Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan, Inflasi Amerika Serikat tercatat mencapai 0,5% secara bulaan atau 3% secara tahunan, lebih tinggi dari estimasi Dow Jones masing-masing sebesar 0,3% dan 2,9%. Inflasi AS yang tinggi mendorong Bank Sentral AS, The Fed mempertaankan suku bunga.
Pasar anjlok menyusul berita tersebut. Kontrak berjangka yang dikaitkan dengan Dow Jones Industrial Average merosot lebih dari 400 poin, sedangkan imbal hasil obligasi naik tajam.
"The Fed akan menunggu lebih lama dari yang diantisipasi untuk menurunkan suku bunga setelah laporan inflasi CPI Januari yang sangat panas," kata Josh Jamner, analis strategi investasi di ClearBridge Investments.
Inflasi diperkirakan menggeser prospek untuk pemotongan suku bunga berikutnya setidaknya hingga September, meski Gubernur Fed Jerome Powell memastikan akan melihat data secara menyeluruh.
"Kami tidak bersemangat tentang satu atau dua pembacaan yang baik dan kami tidak bersemangat tentang satu atau dua pembacaan yang buruk," kata Powell dalam kesaksiannya di hadapan Komite Layanan Keuangan DPR.
Ia mengatakan, The Fed akan lebih mempertimbangkan pengukur harga pengeluaran konsumsi pribadi Departemen Perdagangan, yang akan memberikan lebih banyak informasi setelah laporan indeks harga produsen.
Menurut daya Biro Layanan Statistik, biaya tempat tinggal terus menjadi masalah inflasi, naik 0,4% per bulan dan mencakup sekitar 30% dari keseluruhan kenaikan. Dalam kategori tersebut, metrik yang digunakan pemilik rumah untuk memperkirakan apa yang bisa mereka dapatkan jika mereka menyewa rumah meningkat 0,3% per bulan dan naik 4,6% per tahun.
“Biaya tempat tinggal terus menjadi pendorong utama inflasi inti karena suku bunga hipotek yang lebih tinggi mendorong lebih banyak warga Amerika ke pasar sewa di mana tingkat kekosongan mendekati rekor terendah,” kata Erik Norland, kepala ekonom di CME Group.
Harga pangan melonjak 0,4%, didorong oleh lonjakan harga telur sebesar 15,2% terkait dengan masalah flu burung yang terus berlanjut yang telah memaksa para petani untuk memusnahkan jutaan ayam. Biro Statisik mengatakan bahwa itu adalah kenaikan harga telur terbesar sejak Juni 2015 dan bertanggung jawab atas sekitar dua pertiga kenaikan harga pangan di rumah. Harga telur telah melonjak 53% selama setahun terakhir.
Minuman nonalkohol membukukan kenaikan 2,2% selama 12 bulan terakhir, sedangkan harga tomat turun 2% dan sayuran segar lainnya turun 2,6%. Harga kendaraan baru tetap stabil, tetapi mobil dan truk bekas mengalami kenaikan 2,2% dan asuransi kendaraan bermotor naik 2%, sehingga mendorong kenaikan tahunan menjadi 11,8%. Harga energi naik 1,1% karena harga bensin naik 1,8%.