Tentara Israel Dijegal Krisis Parah Anggaran Perang Saat Bersiap Lanjutkan Agresi Militer di Gaza
Tentara Israel menghadapi krisis pendanaan yang parah yang dapat menghambat rencana memulai kembali perang di Gaza saat gencatan senjata berakhir
![Tentara Israel Dijegal Krisis Parah Anggaran Perang Saat Bersiap Lanjutkan Agresi Militer di Gaza](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Pasukan-Israel-IDF-menjejerkan-posisi-laras-meriam-tank-Merkava.jpg)
Tentara Dijegal Krisis Keuangan Parah Saat Bersiap Lanjutkan Perang Gila-gilaan di
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri , Benjamin Netanyahu, mengeluarkan pernyataan terkait situasi kelanjutan negosiasi gencatan senjata di dengan Gerakan Hamas.
Setelah melakukan rapat dengan kabinet perangnya, Rabu (12/2/2025), Netanyahu dan kabinet perangnya, merujuk laporan media Israel, akan mengikuti pernyataan Presiden Donald Trump.
Baca juga:
Trump menyebut, jika sandera yang berada di tangan Hamas tidak dibebaskan pada Sabtu (15/2/2025), sesuai jadwal, maka akan tercipta 'Hell on Earth' di , merujuk pada penggunaan kekuatan militer kembali ke wilayah kantung Palestina tersebut.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Kabinet Perangnya mematuhi pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai pembebasan semua tahanan yang tersisa Sabtu depan," tulis laporan media dikutip Khaberni, Rabu.
Pihak juga menilai, seruan Trump soal pengusiran warga ke lokasi lain, merupakan visi revolusioner.
"Jika Hamas tidak membebaskan tentara kami yang diculik paling lambat Sabtu sore, gencatan senjata akan berakhir dan tentara akan kembali bertempur," ancam Netanyahu.
Baca juga:
![SANDERA ISRAEL DIBEBASKAN - Foto ini diambil pada Minggu (9/2/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Sabtu (8/2/2025), memperlihatkan tiga sandera Israel (kiri-kanan); Ohad Ben Ami, Eli Sharabi, Or Levy, berdiri dengan masing-masing diapit oleh dua anggota Brigade Al-Qassam selama pertukaran tahanan ke-5 pada Sabtu (8/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, dengan imbalan 183 tahanan Palestina.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sandera-israel-dibebaskan-fr223r32r.jpg)
Alasan Hamas Menunda Pembebasan Sandera Israel
Gerakan pembebasan Palestina, Hamas, mengumumkan penundaan pembebasan berikutnya sandera yang dijadwalkan berlansung pada Sabtu (15/2/2025) pekan ini.
Penundaan ini membuat gencatan senjata sementara yang terjadi makin rapuh. Terlebih, komentar-komentar terbuka Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump justru makin meriuhkan tensi saat Israel dan Hamas tengah gusar menanti langkah-langkah berikutnya.
Baca juga:
Pengumuman Hamas ini dilakukan Senin (10/2/2025), hanya beberapa hari sebelum jadwal pembebasan kelompok sandera berikutnya.
Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, dalam salah satu pernyataan resminya yang dirilis di Telegram kelompok tersebut, menyebut penundaan dilakukan karena melakukan sejumlah pelanggaran mencolok dalam gencatan senjata.
Dia menyatakan pengumumannya sebagai "peringatan" bagi dan mengatakan kalau mereka memberi mediator perundingan "cukup waktu untuk menekan pendudukan (Israel) agar memenuhi kewajibannya (dalam gencatan senjata) ".
Dikatakannya "pintu tetap terbuka" untuk rilis (pembebasan sandera ) terjadwal berikutnya yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu.
Kelompok perlawanan Palestina tersebut tampaknya memberi waktu agar kebuntuan itu terselesaikan.