Utusan Palestina ajak DK PBB saksikan langsung penderitaan di Gaza
Utusan Palestina untuk PBB mengundang anggota Dewan Keamanan PBB pada Kamis untuk mengunjungi Jalur Gaza guna ...
Hamilton, Kanada (ANTARA) - Utusan Palestina untuk PBB mengundang anggota Dewan Keamanan PBB pada Kamis untuk mengunjungi Jalur Gaza guna "menyaksikan secara langsung" kekejaman yang dialami anak-anak Palestina akibat tindakan pasukan Israel.
"Dengan adanya gencatan senjata yang seharusnya menjadi permanen, mungkin sudah saatnya Dewan Keamanan mengunjungi Jalur Gaza yang hancur untuk melihat secara langsung apa yang menimpa rakyat dan anak-anak kami akibat tindakan Israel," ujar Riyad Mansour dalam sidang Dewan Keamanan yang membahas kondisi anak-anak Gaza.
Mansour menyatakan bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan "selama 15 bulan genosida dan 17 tahun blokade yang tidak adil."
Ia mendesak anggota Dewan untuk melihat sendiri dampak dari "standar ganda, kekebalan hukum, dan kurangnya akuntabilitas yang dinikmati Israel sebagai kekuatan pendudukan."
Ia juga menyampaikan solidaritasnya kepada rakyat Gaza dan berjanji akan menjadi "suara mereka hingga pendudukan kriminal Israel atas rakyat dan tanah Palestina berakhir."
Lebih lanjut, Mansour menegaskan kesiapan Otoritas Palestina untuk mengambil tanggung jawab yang diperlukan di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Ia menyoroti pentingnya mendesak Israel untuk membebaskan "ribuan dokter, jurnalis, dan akademisi" yang ditahan dari Gaza agar proses pemulihan dapat berlangsung.
Mansour juga meminta agar militer Israel tetap masuk dalam "daftar pelanggar hak anak" PBB dalam konflik bersenjata hingga pendudukan berakhir. Ia menyerukan semua negara untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel.
"Kami tidak dapat menerima bahwa nasib anak-anak kami hanya berakhir di kuburan di Jalur Gaza, di pusat-pusat penahanan di Tepi Barat, atau di kamp-kamp pengungsian di Yerusalem Timur," tegasnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025