Warga lereng Gunung Sumbing nyadran di makam Nyai Trembes
Warga Desa Kalegen, Bandongan, Kabupaten Magelang, mengikuti ritual nyadran di makam Dewi Kunti atau terkenal dengan ...
![Warga lereng Gunung Sumbing nyadran di makam Nyai Trembes](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/13/nyadran-mgl.jpg)
meneruskan wasiat, pesan-pesan dari orang tua
Magelang (ANTARA) - Warga Desa Kalegen, Bandongan, Kabupaten Magelang, mengikuti ritual nyadran di makam Dewi Kunti atau terkenal dengan Nyai Trembes, di lereng Gunung Sumbing, Jawa Tengah.Tokoh agama Desa Kalegen Muh Khozin di Magelang, Kamis, mengatakan selain berdoa pengampunan dan kebaikan bagi Nyai Trembes, warga juga berdoa permohonan pengampunan bagi nenek moyang, leluhur, anak dan sanak famili yang telah meninggal.
Warga tetap duduk bersimpuh di sekitar makam tokoh penyebar agama Islam di lereng Gunung Sumbing terutama di Desa Kalegen.
Ia menyampaikan, ritual nyadran sebagai kewajiban, warga tidak berani meninggalkannya sebab ada pesan kearifan lokal yang harus dijaga saat nyadran seperti mengingatkan pada kematian.
Oleh karena itu, katanya, manusia untuk berbuat kebajikan di dunia, baik kebajikan pada alam semesta dan sesama manusia.
"Kami yang masih hidup untuk menjaga alam dan tidak berbuat yang menyakiti sesama manusia," katanya.
Baca juga:
Baca juga:
Kepala Desa Kalegen Slamet Budiyono mengatakan, nyadran sebagai sarana meningkatkan kualitas hidup sebab mengingatkan kematian yang datang kapan saja.
"Selagi hidup untuk berbuat baik, dan meneruskan wasiat, pesan-pesan dari orang tua atau mereka yang telah meninggal," katanya.
Dia mengatakan, ke depan ritual nyadran akan dikemas sehingga dapat menjadi ajang wisata religi.
Tokoh masyarakat Nur Hanif mengatakan, rangkaian nyadran di antaranya berdoa pada leluhur, pengajian di masjid yang diisi dai setempat serta bersih lingkungan.
Menurut dia, peserta nyadran tidak hanya warga Desa Kalegen tetapi juga warga luar desa bahkan ada yang dari luar daerah.
"Mereka adalah yang mempunyai leluhur yang dimakamkan di pemakaman Desa Kalegen," katanya.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025