Arab Saudi Tegaskan Dukungan Terhadap Negara Palestina, Tak Ada Normalisasi Tanpa Negara Palestina

Arab Saudi menegaskan kembali pendiriannya terhadap normalisasi hubungan dengan Israel sebelum solusi dua negara tercapai.

Arab Saudi Tegaskan Dukungan Terhadap Negara Palestina, Tak Ada Normalisasi Tanpa Negara Palestina

Arab Saudi Tegaskan Dukungannya terhadap Negara

TRIBUNNEWS.COM- menegaskan kembali dukungannya terhadap negara yang merdeka pada hari Selasa.

Dan mengatakan bahwa pembentukan hubungan diplomatik dengan akan bergantung pada pembentukan negara itu.

Beberapa jam setelah Presiden Trump mengusulkan pemindahan permanen semua warga dari Gaza dan menjadikannya wilayah AS.

Bertentangan dengan Presiden Trump, mengatakan bahwa membangun hubungan dengan akan bergantung pada pembentukan negara yang merdeka.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri pada Rabu dini hari waktu setempat, yang mengatakan bahwa dukungan Saudi terhadap negara adalah "tegas dan tak tergoyahkan," bertentangan dengan Trump. 

Saat menjamu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari di Gedung Putih pada Selasa, presiden mengatakan bahwa tidak bersikeras pada negara .

"Arab Saudi akan sangat membantu, dan mereka telah sangat membantu. Mereka menginginkan perdamaian di Timur Tengah," imbuh Trump kemudian, dalam konferensi pers bersama dengan Netanyahu.

"AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana," kata Trump. 

Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat akan membuang amunisi yang tidak meledak dan membangun kembali Gaza, yang ia gambarkan sebagai "lokasi pembongkaran."

Kesepakatan menyeluruh yang akan membuat menormalisasi hubungan dengan merupakan salah satu tujuan utama pemerintahan Trump di Timur Tengah. 

Selama masa jabatan pertama Trump, Amerika Serikat menjadi penengah Perjanjian Abraham , yang dengannya Uni Emirat Arab dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan .

Sebelum perang di Gaza dimulai pada tahun 2023, tampak hampir menjalin hubungan diplomatik dengan tanpa memenuhi prasyarat negara . 

Namun pernyataan Saudi sejak saat itu mengindikasikan bahwa kesepakatan semacam itu masih jauh dari kenyataan.