Bahlil Ultimatum Freeport Beri Batas Perbaikan Smelter Bila Mau Relaksasi Ekspor

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah dapat menyetujui perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga pada 2025 yang diajukan PT Freeport Indonesia

Bahlil Ultimatum Freeport Beri Batas Perbaikan Smelter Bila Mau Relaksasi Ekspor

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah dapat menyetujui perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga pada 2025 yang diajukan PT Freeport Indonesia (PTFI). Meski begitu Bahlil mengatakan terdapat persyaratan yang harus dipenuhi Freeport. 

“Boleh saya kasih izin (perpanjangan) tapi dia harus teken kapan perbaikan (smelter) ini selesai. Supaya kita fair,” kata Bahlil dalam acara Mandiri Investment Forum 2025 pada Selasa (11/2).

Fasilitas pemurnian dan pengolahan atau smelter milik PTFI mengalami kebakaran pada Oktober 2024. Bahlil menyebut peristiwa ini menimbulkan masalah pada salah satu komponen Asam Sulfat. 

Smelter ini memiliki nilai investasi US$ 3 miliar atau Rp 49,1 triliun. Dia mengatakan smelter ini dapat mengolah tiga juta konsentrat tembaga menjadi 900 ribu ton anoda tembaga dan 60 ton emas.

Akibat kebakaran tersebut PTFI mengajukan perpanjangan ekspor konsentrat karena hasil tambang mereka di Papua belum dapat sepenuhnya terolah di smelter mereka yang berada di Gresik.

Amman Mineral, PTFI dan tiga perusahaan lain sebelumnya telah memperoleh relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024. Jika kebakaran tidak terjadi, maka pemerintah tidak perlu mengeluarkan izin ekspor konsentrat tembaga. 

“Karena di Amman Mineral yang ada di Nusa Tenggara Barat itu sudah berjalan. Jadi konsentrat tidak ada lagi yang diekspor,” ujarnya.

Bahlil menyampaikan, kapasitas smelter milik Amman Mineral dapat mengolah 900 ribu konsentrat menjadi 18 ton emas. Menurut dia, hingga kini pemerintah belum menerbitkan izin ekspor konsentrat tembaga untuk PTFI.

Namun, ia mengakui bahwa kondisi yang dialami PTFI, akibat kebakaran di smelter merupakan keadaan kahar atau force majeure.  “Kami masih mempelajari permintaan izin ekspor konsentrat tembaga oleh PTFI. Namun sampai hari ini, belum ada keputusan untuk memberikan izin ekspor tersebut,” kata Bahlil beberapa waktu lalu. . 

Induk usaha PTFI, Freeport McMoran (FCX), melaporkan bahwa mereka berencana kembali mengekspor konsentrat tembaga pada kuartal pertama 2025. Hal ini disebabkan smelter yang dibangun dengan investasi sekitar US$3 miliar masih dalam tahap perbaikan. 

FCX juga menyatakan kesiapannya membayar bea keluar sebesar 7,5% untuk ekspor konsentrat tembaga selama 2025. Selain itu, FCX juga berencana mengajukan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PTFI yang akan berakhir pada 2041.

Pembahasan Relaksasi Ekspor

Pemerintah telah membahas terkait masalah ini dalam Rapat Kebijakan Ekspor Konsentrat Tembaga PTFI di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Jumat (7/2), yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung rencana perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga untuk PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga Desember 2025.

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menyatakan bahwa dukungan tersebut diberikan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari cost and benefit analysis, dampaknya terhadap sisi hulu, serta efek sosial dan ekonomi. 

"Namun tetap memperhatikan keberlanjutan kebijakan pemerintah terkait hilirisasi sumber daya alam,” ujar Dyah dalam keterangan resmi dikutip Senin (10/2).