Wall Street Ditutup Beragam, Pasar Was-was Arah Kebijakan Suku Bunga The Fed
Indeks Wall Street berfluktuasi pada perdagangan hari Selasa (11/2) seiring investor merespons pernyataan hati-hati Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengenai suku bunga.
![Wall Street Ditutup Beragam, Pasar Was-was Arah Kebijakan Suku Bunga The Fed](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2022/06/01/zigi-6296f6202ad81-wall-street_960x640_thumb.jpg)
Indeks di Amerika Serikat (AS) berfluktuasi pada perdagangan hari Selasa (11/2) seiring investor merespons pernyataan hati-hati Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengenai suku bunga. Investr juga masih mencermati prospek ekonomi akibat kebijakan tarif AS dan potensi eskalasi perang dagang global.
Indeks S&P 500 naik tipis 0,03% dan ditutup di level 6.068,50. Sementara Dow Jones Industrial Average menguat 123,24 poin atau 0,28% ke 44.593,65. Sebaliknya, Nasdaq Composite melemah 0,36% menjadi 19.643,86
Selain itu saham Apple naik 2,2% setelah laporan The Information menyampaikan perusahaan tersebut bekerja sama dengan Alibaba untuk mengembangkan fitur kecerdasan buatan bagi pengguna iPhone di Cina, yang membantu menekan kerugian pasar.
Seiring dengan hal itu, dalam pidatonya di hadapan Komite Perbankan Senat, Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral tidak terburu-buru melonggarkan kebijakan moneter.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa ekonomi secara keseluruhan tetap kuat dengan pasar tenaga kerja yang terpantau solid. Ia juga mencatat bahwa inflasi telah menurun, meskipun masih berada di atas target 2% The Fed.
"Dengan kebijakan moneter yang kini jauh lebih longgar dibanding sebelumnya dan ekonomi yang tetap kuat, kami tidak perlu terburu-buru menyesuaikan kebijakan kami," ujar Powell dalam penampilan pertamanya dari dua sesi di Capitol Hill minggu ini, dikutip CNBC, Rabu (12/2).
Kesaksian Powell, yang akan dilanjutkan dengan penampilannya di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR pada Rabu (12/2), berlangsung di tengah ketidakpastian politik di Washington. Presiden Donald Trump mendukung kebijakan tarif terhadap mitra dagang AS, sementara pemerintah mengirimkan sinyal beragam terkait pendekatannya terhadap The Fed.
Adapun pada Senin (10/2) lalu, Trump menandatangani kebijakan tarif baru untuk semua impor baja dan aluminium ke AS. Sebagai tanggapan, Uni Eropa memperingatkan bahwa mereka akan memberlakukan tarif balasan jika AS menerapkan pungutan terhadap produk dari blok tersebut.
Sementara itu, investor menantikan data inflasi terbaru, dengan laporan indeks harga konsumen yang dijadwalkan rilis pada Rabu, diikuti oleh indeks harga produsen pada Kamis.
Kepala Strategi Investasi di CFRA Research, Sam Stovall, menyebut bahwa pasar saat ini cenderung bergerak stagnan sambil mencermati pernyataan Powell dan menunggu rilis data CPI pada Rabu. Menurutnya, investor kemungkinan akan mendongkrak harga saham lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan pendapatan, tanpa mengandalkan ekspansi price earnings ratio.
"Hal yang perlu kita perhatikan dalam beberapa bulan ke depan adalah apakah kenaikan ini terjadi karena antisipasi terhadap tarif Trump, yang pada akhirnya hanya memberikan dorongan sementara pada pertumbuhan ekonomi," ujarnya.