Bantuan Pangan Bakal Bergulir Kembali setelah Bulog Serap Beras 1,5 Juta Ton
Bantuan pangan sementara disetop pemerintah lantaran anggaran Rp 16,6 triliun dialihkan untuk proyek serapan beras Bulog.
![Bantuan Pangan Bakal Bergulir Kembali setelah Bulog Serap Beras 1,5 Juta Ton](https://statik.tempo.co/data/2024/12/06/id_1359688/1359688_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan menyalurkan kembali beras dan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) setelah Perum berhasil menyerap beras sebanyak 1,5 juta ton. Bantuan itu kini sementara disetop pemerintah lantaran anggaran Rp 16,6 triliun dari program itu dialihkan untuk poyek serapan beras Bulog.
“Kalau Bulog berhasil membeli sampai 1,5 juta ton, kemudian kelihatan harga gabah sudah di atas Rp 6.500 per kilogram, baru nanti SPHP dan bantuan pangan bisa kita lanjutkan,” ujar Zulhas seusai rapat koordinasi terbatas di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2025.
Zulhas tak memastikan bulan apa bantuan itu akan kembali dibagikan kepada masyarakat. Tapi ia mengatakan, panen raya akan berlangsung pada Maret dan April 2025. Hingga panen raya berakhir, pemerintah mewajibkan Bulog menyerap beras minimal 2 hingga 3 juta ton.
Ihwal anggaran Rp 16,6 triliun yang dialihkan untuk proyek serapan beras itu, eks Menteri Perdagangan ini mengatakan, saat ini sudah diputuskan dan disetujui. Tapi dana itu sampai saat ini masih dalam proses konsolidasi.
Saat ini, ujar dia pemerintah berfokus memastikan harga gabah sesuai harga pembelian pemerintah, yakni Rp 6.500 per kilogram. Tapi ia mengakui di sejumlah daerah, misal Sumatra Selatan, masih ada harga gabah yang di bawah ketentuan itu.
Zulhas mengatakan akan menertibkan penggilingan padi yang membeli gabah murah. Bahkan ia mengatakan akan menjatuhkan sanksi kepada mereka. “Saya minta jangan main-main. Kalau enggak, nanti bisa dipanggil sama Polres,” ujarnya.
Dari notula rapat yang dilihat Tempo, rakortas itu menyepakati Bulog perlu memperbaiki rencana target penyerapan. Rakortas juga menyepakati pembuatan inpres, penyaluran stabilisasi pasokan dan SPHP setelah Bulog menyerap beras 1,5 juta ton dengan melihat harga. Adapun program pascapanen akan dibahas lebih mendetail di level eselon I.
Anggaran bantuan sosial sebesar Rp 16,6 triliun itu sebelumnya dialihkan kepada Perum Bulog untuk menyerap beras selama panen raya. “Cash-nya dipindah ke sana (penyerapan gabah Bulog) oleh Bendahara Umum Negara (BUN) supaya bisa beli gabahnya Rp 6.500 per kilogram,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi kepada Tempo, Jumat, 7 Februari 2025.
Eks Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) ini menjelaskan, bantuan pangan beras tak ikut dipangkas oleh kebijakan pemangkasan anggaran Presiden Prabowo Subianto. Pasalnya, anggaran program itu termasuk dalam Bagian Anggaran BUN. Tapi program itu tetap harus ditunda karena penyerapan gabah dinilai lebih penting.