Dampak Banjir Bandang di Bima: 3 Orang Tewas, 5 Lainnya Masih Hilang, hingga 3 Jembatan Putus
Berikut update data korban banjir bandang wilayah Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (2/2/2025) sore.
TRIBUNNEWS.COM - Banjir bandang dilaporkan menerjang wilayah Kecamatan Wera, Kabupaten , Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (2/2/2025) sore.
Akibat kejadian ini, tiga warga dilaporkan tewas dan lima lainnya masih dalam proses pencarian.
Identitas korban tewas, yakni Burhan (40), Irma (40), dan Aisah (5 tahun), yang tercatat sebagai warga Dusun Karuwu, Desa Nangawera.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan tim gabungan masih bekerja hingga sekarang mencari korban hilang.
Baca juga:
"Operasi pencarian dan penyelamatan korban masih menjadi prioritas penanganan darurat saat ini."
"Tim SAR gabungan yang terdiri dari TRC BPBD Kabupaten , BPBD Provinsi , unsur TNI-Polri, Basarnas dan Relawan ini memperluas operasi pencarian mulai dari pemukiman warga hingga ke pesisir pantai," katanya lewat keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Selasa (4/2/2025).
Abdul Muhari melanjutkan Pemerintah Kabupaten Bima menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari terhitung mulai tanggal 4 Februari sampai dengan 17 Februari 2025.
Distribusi logistik juga telah disalurkan kepada warga terdampak guna memenuhi kebutuhan dasar seperti permakanan dan pelayanan kesehatan.
"Kaji cepat sementara mencatat, berdampak pada tiga jembatan rusak, satu unit sekolah terdampak, tujuh rumah hanyut, lima rumah rusak ringan dan 40 hektar sawah pertanian milik warga terendam, terdapat 305 KK/860 jiwa terdampak dan memaksa 23 KK/60 jiwa mengungsi ke rumah kerabat terdekat," kata melaporkan.
Berkenaan dengan hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengimbau warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan karena masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah NTB.
Baca juga:
Terutama bagi para Tim SAR gabungan yang sedang melakukan operasi pencarian dan pertolongan untuk tetap memprioritaskan keselamatan mengingat masih berpotensi terjadinya bencana susulan.
Sementara itu, bagi warga yang tinggal di dekat lereng tebing dan pinggir sungai, pantau secara berkala kondisi tanah yang ada di sekitar rumah dan debit air di sekitar aliran sungai.
"Warga juga diminta melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan terus menerus selama dua jam atau lebih," kata .
(Tribunnews.com/Endra)