Darurat Demam Berdarah, 28 Warga Bondowoso Positif
Darurat Demam Berdarah, 28 Warga Bondowoso Positif. ????Sebanyak 28 warga Kabupaten Bondowoso terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dari jumlah itu, kasus terbanyak berada di Kecamatan Tenggarang. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Bondowoso (beritajatim.com) – Sebanyak 28 warga Kabupaten Bondowoso terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dari jumlah itu, kasus terbanyak berada di Kecamatan Tenggarang.
Fenomena munculnya puluhan kasus di Bondowoso seiring memasuki puncak musim hujan di awal tahun 2025. Pemkab Bondowoso mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Berdasarkan data terhimpun, tiga kecamatan berada di peringkat teratas dalam sumbangsih kasus DBD. Di antaranya Tenggarang 5 kasus, Bondowoso 4 kasus, Wringin 3 kasus dan masing-masing 1 kasus menyebar di beberapa kecamatan.
Goek Fitri Purwandari, Subkor Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso menyebut bahwa nihil korban jiwa dari puluhan kasus itu.
“Alhamdulillah, yang meninggal enggak ada. Tapi tetap dalam perawatan intensif,” kata Goek, Rabu (22/1/2025).
Sementara pada tahun 2023 dan 2024 lalu, kasus DBD masing-masing merenggut nyawa 2 orang. Menurutnya, jika di satu wilayah terdapat beberapa pasien DB, maka diambil salah satunya untuk dilakukan fogging.
Syaratnya harus melalui Penyelidikan Epidemiologi (PE). Jika hasil PE positif dan hasil trombosit di bawah 100 ribu sebanyak dua kali, maka siap dilaksanakan penyemprotan “Misalnya tiga kasus, ya foggingnya satu. Karena satu itu kan 200 meter,” kata dia.
Ia mengaku ada beberapa pengusulan fogging yang diterima dari sejumlah wilayah. Selain itu, Dinkes juga mengoptimalkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
“PSN dapat membunuh nyamuk Aedes Aegypti mulai dari telur sampai ke jentik nyamuk. Kalau nyamuk sudah berterbangan itu menjadi ranahnya fogging,” urai Goek.
Selama ini jikalau tidak dapat melaksanakan penyemprotan fogging, maka tiap rumah dapat melakukan pencegahan menggunakan anti nyamuk.
“Semprotan boleh, yang oles boleh. Mau pakai daun sereh juga boleh atau kulit jeruk atau lavender itu kan bisa,” bebernya.
Masyarakat pun juga tetap diminta untuk melaksanakan program 3M (Mengubur barang bekas, Menutup bak penampungan air dan Menguras bak kamar mandi).
“Intinya (pencegahan) sebenarnya menerapkan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat,” pungkasnya. (awi/ian)