Ini Langkah Pemerintah Genjot Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2025
Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2025, melalui kebijakan stimulus yang disediakan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot di kuartal pertama 2025, melalui kebijakan stimulus yang disediakan untuk masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, stimulus kebijakan itu sejalan dengan program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto salah satunya melanjutkan diskon periode Lebaran 2025.
"Tentu satu stimulus Hari Besar Nasional yang kemarin kita perkenalkan di Nataru akan diusulkan untuk dilanjutkan program di Ramadhan Idul Fitri ini, antara lain diskon harga tiket pesawat," kata Airlangga dalam Konferensi Pers di Kantornya, Rabu (5/2/2025).
Baca juga:
Pemerintah juga melanjutkan pelaksanaan Hari Belanja Nasional (Harbolnas) di 2025, kemudian program every purchase is cheap sales di tahun 2025, belanja di Indonesia saja atau BINA 2025, diskon tarif tol serta stabilisasi harga pangan.
"Selanjutnya paket stimulus yang sedang berjalan di kuartal satu adalah bantuan pangan beras, kemudian diskon tarif listrik yang sampai 2.200 VA di bulan Januari Februari ini tentunya akan berkontribusi terhadap pertumbuhan di tahun 2025," jelas Airlangga.
Selain itu, keberlanjutan kebijakan PPN DTP terhadap pembelian properti, otomotif sektor electric vehicle maupun hybrid serta motor. Kemudian juga PPH DTP untuk sektor padat karya dengan gaji platformnya Rp 10 juta per bulan yang ditanggung oleh pemerintah.
Baca juga:
Adapun sepanjang tahun 2024 sebesar 5,03 persen. Menurut Airlangga, angka tersebut telah menegaskan bahwa Indonesia telah masuk dalam zona 5 persen.
Airlangga juga bilang, bahwa dengan 5,02 persen di kuartal empat 2024 ini mencatatkan bahwa Indonesia masih berada diposisi tinggi dibandingkan peer country di ASEAN.
"Ini masih lebih tinggi dibandingkan peer country di ASEAN seperti Singapura di 4,3 persen dan Malaysia 4,8 persen dan juga seperti Arab Saudi yang masih 4,4 persen," jelas Airlangga.
Menurut Airlangga, stabilitas ekonomi ini didukung oleh inflasi yang tetap rendah dan terkendali. Serta rasio utang masih dibawah 40 persen atau di angka 38,9 persen.
"Ini mencerminkan kebijakan fiskal yang hati-hati dan ruang yang cukup untuk berinvestasi. Nah tingkat inflasi di 2024 secara year on year di angka yang rendah yaitu 1,57 persen, terkendali di batas bawah dan ini juga mendukung ," papar Airlangga.