Menag sebut Kurikulum Cinta terus dikaji agar bisa segera diterapkan
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa Kementerian Agama tengah mengkaji secara mendalam pengembangan ...
Kurikulum Cinta bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air pada generasi muda
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa Kementerian Agama tengah mengkaji secara mendalam pengembangan Kurikulum Cinta, agar bisa segera diterapkan di lembaga pendidikan yang ada dalam naungannya.
"Sekarang sedang dikaji mendalam, ya," ujar Menag di acara Sarasehan Ulama yang diinisiasi oleh PBNU di Jakarta, Selasa.
Menag menjelaskan Kurikulum Cinta bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air pada generasi muda, sekaligus membangun kualitas nasionalisme Indonesia yang kokoh.
Menurutnya, tujuan dari kurikulum ini adalah agar anak-anak Indonesia kelak tumbuh tanpa terpengaruh oleh perbedaan yang bisa menumbuhkan kebencian, melainkan lebih solid dalam persatuan.
"Jadi kita harapkan anak-anak nanti akan lahir itu tidak dicekoki dengan sebuah perbedaan apalagi kebencian, sehingga nanti pada saat dia dewasa dia bisa lebih solid lagi kan," kata dia.
Nasaruddin menekankan pentingnya menjaga identitas bangsa Indonesia agar tetap kokoh yang menganut asas Bhinneka Tunggal Ika.
Ia memperingatkan bahwa tanpa strategi kebudayaan yang baik, Indonesia bisa kehilangan jati dirinya, meskipun secara fisik masih terlihat sebagai bangsa yang berkembang.
Baca juga:
Baca juga:
"Jadi bagaimana menciptakan rasa cinta tanah air, bukan hanya cinta beneran merah putihnya, lagu-lagu kebangsaannya, tetapi bagaimana menciptakan diri sebagai orang Indonesia yang sejati," kata dia.
Salah satu fokus dalam pengembangan kurikulum ini adalah moderasi umat beragama. Kementerian Agama berencana untuk mengintegrasikan moderasi beragama dan nasionalisme ke dalam kurikulum pendidikan.
Tujuannya, menciptakan generasi muda yang saling menghormati, mencintai, bersatu di tengah perbedaan, juga memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Selain itu, Kemenag juga menekankan pentingnya penggunaan bahasa agama untuk menyelamatkan lingkungan hidup, menyusul meningkatnya dampak perubahan iklim.
"Climate change terjadi, jadi tidak cukup hanya menggunakan bahasa formal, bahasa politik, bahasa pemerintah. Perlu menggunakan bahasa agama untuk menyelamatkan, melestarikan alam," kata dia.
Ia mengungkapkan empat misi besar yang digagas Kemenag meliputi penguatan moderasi umat beragama, pembangunan kurikulum cinta, penggunaan bahasa agama untuk melestarikan lingkungan hidup, dan penanaman rasa nasionalisme yang kuat.
Nasaruddin menegaskan bahwa Indonesia dapat menjadi negara dengan umat Islam terbaik yang tetap menjaga budaya lokalnya, begitu juga dengan umat beragama lain yang tetap bisa menjadi diri terbaik mereka sepenuhnya dalam konteks Indonesia yang bersatu.
"Kita bisa menjadi umat Islam yang terbaik di atas budaya Indonesia yang bagus. Sama juga agama lain, kita bisa menjadi Katolik 100 persen di Indonesia," kata dia.
"Kita bisa menjadi Kristen 100 persen di Indonesia, tapi pada saat bersamaan dia juga harus menjadi orang Indonesia 100 persen juga," ujarnya menambahkan.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025