Jepang akan Memberikan Bantuan Medis untuk Korban Luka di Gaza

Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan program untuk memungkinkan pelajar dari Gaza untuk belajar di universitas-universitas Jepang.

Jepang akan Memberikan Bantuan Medis untuk Korban Luka di Gaza

Jepang akan Memberikan Bantuan Medis untuk Korban Luka di

TRIBUNNEWS.COM- Pemerintah sedang mempertimbangkan program untuk memungkinkan pelajar dari untuk belajar di universitas-universitas .

Jepang sedang berupaya menyediakan perawatan bagi warga Palestina dari , Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengumumkan.

"Kami tengah berupaya mencari cara untuk menerima orang-orang di yang jatuh sakit atau terluka di ," kata Ishiba di parlemen pada hari Senin.

Pemerintah juga mempertimbangkan program untuk memungkinkan pelajar dari untuk belajar di universitas-universitas , mirip dengan skema tahun 2017 untuk pelajar pengungsi Suriah.

"Kami sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan program serupa untuk dan pemerintah akan berupaya mewujudkan rencana ini," tambah Ishiba.

2.500 anak terancam meninggal jika tidak segera dievakuasi, Kata PBB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akhir-akhir ini menyerukan evakuasi mendesak 2.500 anak yang terluka selama perang Israel selama 15 bulan di untuk menerima perawatan yang mendesak.  

Permohonan bandingnya diajukan menyusul pertemuan dengan para dokter AS yang memperingatkan bahwa anak-anak tersebut menghadapi "risiko kematian yang mengancam" dalam beberapa minggu mendatang.  

Keempat dokter, yang menjadi relawan di selama perang selama 15 bulan di , menggambarkan keadaan buruk sistem perawatan kesehatan di wilayah itu, yang telah sangat terpengaruh oleh perang yang sedang berlangsung.

Antonio Guterres mengatakan dia "sangat tersentuh" ​​setelah berdiskusi dengan para dokter AS pada hari Kamis. 

"2.500 anak harus segera dievakuasi dengan jaminan bahwa mereka akan dapat kembali ke keluarga dan masyarakat mereka," tulisnya di media sosial.

Hanya beberapa hari sebelum gencatan senjata dimulai pada 19 Januari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lebih dari 12.000 warga Palestina sedang menunggu evakuasi dan berharap adanya peningkatan pemindahan selama gencatan senjata.

Di antara mereka yang sangat membutuhkan perawatan adalah 2.500 anak-anak, menurut Feroze Sidhwa, seorang ahli bedah trauma dari California yang bekerja di dari 25 Maret hingga 8 April tahun lalu.