Ketum IADO Gatot S Dewa Broto Sebut Pentingnya Edukasi Anti-Doping Bagi Atlet Usia Muda

Doping adalah cara atlet atau olahragawan untuk meningkatkan daya tubuhnya dengan mengonsumsi zat-zat terlarang.

Ketum IADO Gatot S Dewa Broto Sebut Pentingnya Edukasi Anti-Doping Bagi Atlet Usia Muda

Ketum IADO Sebut Pentingnya Edukasi Anti-Doping Bagi Atlet Usia Muda

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam sebuah olahraga prestasi, juara adalah tujuan utama yang harus didapatkan baik oleh individu maupun tim.

Kesuksesan dalam meraih prestasi umumnya didapatkan melalui kerja keras yang dilakukan selama latihan.

Tapi di samping itu, mereka yang tidak sportif ada juga yang ingin menggapai prestasi tersebut dengan jalan pintas, melakukan doping.

Doping adalah cara atau olahragawan untuk meningkatkan daya tubuhnya dengan mengonsumsi zat-zat terlarang.

Ketua Umum Indonesia Anti-Doping Organization (IADO), Gatot S. Dewa Broto mengatakan untuk pemahaman Anti-Doping memang sudah harus diperkenalkan kepada -atlet muda bahkan usia dini seperti yang dilakukan di Jepang.

“Ya, kalau di Jepang itu ada tanggung jawab antara JADA (organisasi anti-doping Jepang) kemudian Kementerian Pendidikan Kebudayaan, , kementerian Kesehatan, Kemenpora dan Badan POMnya Jepang. Jadi mereka berkolaborasi bahwa yang namanya pemahaman anti-doping itu sejak kecil supaya anak-anak bisa menghindari mana obat yang terlarang atau tidak,” ujar Gatot usai konferensi pers Sports Festival Indonesia di ASIOP Stadium. Cempaka Putih, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

“Sehingga mereka tidak punya asumsi lagi karena masih kecil, masih SD, SMP, tidak mungkin diambil sampelnya. Kemudian juga karena bukan sang juara karena rumusnya di IADO itu seseorang atau klub yang menjadi juara diambil sampelnya kayak PON atau Olimpiade,”

“Jadi dari kecil itu anak-anak sudah ditanamkan jangan kalau sakit minumnya ini, kalau lapar makannya itu dan sebagainya. Ini penting sekali karena kalau mereka tumbuh besar mereka akan tahu, karena untuk menjadi sang juara tidak perlu doping kok, asal latihan baik, stamina bagus, istirahat bagus, seperti yang dilakukan di ASIOP ini,” jelas Gatot.

Lebih lanjut mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) tersebut mengatakan dalam mengedukasi anak-anak, tentunya harus dengan cara yang menyenangkan sehingga bisa diterima oleh mereka.

Seperti diketahui, IADO turut membantu Event Sports Festival Indonesia 2025 yang akan digelar di ASIOP Stadium, Jakarta, Sabtu (15/2/2025).

Acara tersebut merupakan hasil kerja sama antara klub sepak bola asal Jepang Shonan Bellmare dengan ASIOP Football Academy.

Mengusung semangat persahabatan dan kebersamaan, festival ini akan diikuti oleh 200 anak usia 9 hingga 12 tahun, yang terdiri dari 100 anak Indonesia dan 100 anak berkewarganegaraan Jepang.

“Ya, nanti akan kami berikan edukasi juga di acara tersebut. Jadi kami akan pasang booth, ada gimmick, permainan, supaya menarik mereka,” pungkasnya.