PDI Perjuangan apresiasi kebijakan Presiden efisiensi belanja negara
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengapresiasi kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menginstruksikan ...
Dengan demikian, APBN diharapkan lebih fokus untuk membiayai program-program strategis
Jakarta (ANTARA) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengapresiasi kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menginstruksikan kepada jajaran pemerintahan untuk melakukan efisiensi belanja negara.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Said Abdullah menilai kebijakan yang ditempuh tersebut guna mengonsolidasikan berbagai sumber anggaran pembangunan agar pertumbuhan ekonomi bisa melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar 5,2 persen dan lebih inklusif.
"Dengan demikian, APBN diharapkan lebih fokus untuk membiayai program-program strategis, seperti perbaikan gizi anak, kesehatan, pendidikan, kemandirian pangan, dan energi," ucap Said dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Baca juga:
Dengan program gizi dan pendidikan yang baik, menurutnya, permintaan tenaga kerja sehat dan terdidik di pasar tenaga kerja bisa dipenuhi.
Ia menegaskan bahwa program itu bukan merupakan program sekali jadi, tetapi harus berkelanjutan. Dengan demikian apabila dijalankan secara masif dan sistematis, maka hasil akhir untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas bisa diharapkan lebih cepat.
Selain itu, dirinya berpendapat jika langkah besar tersebut bisa diorganisasikan dengan baik, otomatis akan mengurangi alokasi subsidi program bantuan sosial.
"Alokasi bantuan ini cukup besar dalam 10 tahun terakhir, namun tidak membawa dampak pemberdayaan dan malah menjelma menjadi alat politik," ucap dia.
Baca juga:
Di luar APBN, Said menuturkan bahwa Presiden juga terlihat mendorong konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satunya dengan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Danantara, kata dia, bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi, sebab belanja modal yang besar dari Danantara lebih memungkinkan mengelola arah investasi strategis, setidaknya untuk membangkitkan industri nasional.
Dia menyebutkan dua kata kunci dari Danantara, yaitu investasi dan industrialisasi yang terarah, bisa menjadi tonggak penting bagi perluasan program hilirisasi yang dikelola langsung oleh BUMN.
"Namun sasarannya harus fokus, yakni pengelolaan sumber daya alam menjadi barang industri yang menjadi rantai pasok global," tutur Said.
Dirinya meyakini apabila program dua pilar, yakni APBN dan BUMN, dapat terorganisasi dengan baik, maka Indonesia bisa meraih dua hal sekaligus, yaitu pertumbuhan ekonomi tinggi dan keluar dari jebakan pertumbuhan 5 persenan serta pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh para pelaku ekonomi arus bawah hingga menengah, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa jauh lebih inklusif.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025