Pelayanan UGD 24 Jam RS Indonesia di Gaza Kembali Dibuka
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sejak Sabtu (1/2/2025) pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam di RS Indonesia kembali dibuka. Emergency Medical Team (EMT) Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia ke-7 turut...
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sejak Sabtu (1/2/2025) pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam di RS Indonesia kembali dibuka. Emergency Medical Team (EMT) Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia ke-7 turut berpartisipasi dalam kegiatan dengan menurunkan dua dokter spesialis dan satu perawat.
Ketua EMT MER-C ke-7, Hadiki Habib menjelaskan bahwa tim akan bekerja sesuai pembagian shift dengan staf medis rumah sakit Indonesia.
"Penting untuk mendukung pelayanan di Unit Gawat Darurat RS Indonesia ini, karena populasi di Utara meningkat cepat setelah check point di area Netzarim ditutup," kata Hadiki melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Selasa (4/2/2025)
Hadiki mengatakan, saat ini UGD RS Indonesia dapat melayani kasus-kasus trauma minor dan keluhan simtomatik. Pelayanan dapat diperluas apabila instalasi gas medis sentral rumah sakit sudah selesai diperbaiki.
"Dibukanya UGD RS Indonesia diharapkan dapat membantu mengurangi kondisi UGD yang penuh sesak di RS Al-Awda, Gaza Utara," ujar Hadiki.
Tim EMT MER-C mendukung pelayanan UGD RS Indonesia bersama-sama dengan staf RS yang masih tersisa, dan dokter-dokter muda warga lokal yang menjadi relawan.
Sebelumnya diberitakan, pada Kamis, (30/1/2025) pagi EMT MER-C Indonesia ke-7 berhasil memasuki Gaza Utara. Tim EMT MER-C langsung menuju RS Indonesia untuk melakukan penilaian cepat.
Hadiki mengatakan, sejak Rabu (29/1/2025), tim MER-C bersama dengan konvoi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Gaza Selatan bergerak menuju Gaza Utara. Lima orang tim MER-C Indonesia beserta empat staf lokal melalui 8 jam perjalanan darat melewati jalan sempit dan puing-puing sisa perang, yang dipenuhi oleh warga Gaza yang berbondong-bondong pulang ke Utara setelah penjagaan di koridor Netzarim dialihkan dari pasukan penjajah kepada tim militer Internasional.
"Keluarga-keluarga berjalan kaki, menggunakan keledai, dan mobil-mobil usang membawa barang yang masih bisa diselamatkan, kembali ke tanah tempat tinggal mereka," ujarnya.
Pada Rabu (29/1/2025) sore, Hadiki mengungkapkan, tim berpisah dengan iring-iringan WHO, karena akan melanjutkan perjalanan ke Gaza Utara. Tim MER-C tiba di RS Public Aid, Gaza City, diterima langsung oleh Direktur RS Public Aid Eng. Mohammed Abu Yusuf. Setelah bermalam di tempat ini dan mengumpulkan informasi terkait situasi pelayanan kesehatan, perjalanan dilanjutkan pada Kamis (30/1/2025) pagi.
EMT MER-C ke-7 tediri dari empat relawan medis yaitu dua dokter spesalis penyakit dalam DR. dr. Hadiki Habib, Sp.PD, Sp.Em., dan dr. Ni Nyoman Indirawati Kusuma, Sp.PD., satu dokter spesialis bedah saraf dr. Eka Budhi Satyawardhana, Sp.BS., serta satu perawat Puren Prasetiyadi, Amd.Kep.
Tim bertolak dari Jakarta ke Amman Yordania pada hari Kamis (23/1/2025) dan berhasil masuk ke Jalur Gaza bersama konvoi WHO pada Selasa (28/1/2025). Dengan masuknya EMT MER-C ke-7, jumlah relawan MER-C di Gaza saat ini sebanyak lima orang.
"Tim ini rencananya akan bertugas selama satu setengah bulan di Jalur Gaza," ujar Hadiki.