Pengrajin Gula Semut di Kediri: Inovasi dan Tantangan Sri Wahyuni Mengembangkan UKM

Pengrajin Gula Semut di Kediri: Inovasi dan Tantangan Sri Wahyuni Mengembangkan UKM. ????Kisah inspiratif Sri Wahyuni, pengrajin gula semut asal Kediri, yang berhasil memasarkan produknya hingga ke Jepang dan Malaysia. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Pengrajin Gula Semut di Kediri: Inovasi dan Tantangan Sri Wahyuni Mengembangkan UKM

Kediri (beritajatim.com) – Dusun Kranggan, Desa Nambaan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, menjadi tempat bermulanya kisah inspiratif Sri Wahyuni (60) dan suaminya, Gundono (58), sebagai pengrajin gula semut. Bermula dari pelatihan mandiri di Yogyakarta pada 2014, Sri Wahyuni mengembangkan keterampilannya dalam pembuatan gula merah.

“Kita proses pembuatan gula merah mulai tahun 2014. Awalnya kita membuat gula dalam cetakan koin, bumbung, terus batok tanggung dan batangan,” ujar Sri Wahyuni, pada Kamis (13/2/2025).

Pada 2018, Sri Wahyuni melakukan inovasi dengan memproduksi gula semut. “Motivasinya apa? Karena dalam segi kepraktisan, lebih praktis, kalau membuat gula semut, atau istilahnya gula kristal. Sehingga dalam pemakaian, tidak perlu menyisir seperti yang berbentuk. Ini tidak ambil saja,” jelasnya.

Pemasaran Hingga Luar Negeri

Produk gula semut buatan Sri Wahyuni telah merambah pasar lokal dan luar daerah. “Lokalan sudah, terutama di supermarket-supermarket se-Kabupaten Kediri sudah ada. Kemudian merambah lagi ke Tulungagung, Nganjuk, dan Blitar. Kalau luar kota yang lebih jauh lagi, Bandung, Manado. Bahkan, kita pernah dimintai ke Jepang, walaupun hanya sepuluh peace. Kemudian ke Malaysia 1 ton,” ceritanya.

Meski permintaan tinggi, Sri Wahyuni mengaku masih terkendala alat dan modal. “Sebetulnya itu kita dapat orderan dalam satu minggu kita suruh produksi 7 ton. Mengingat kita ada kendala di alat. Kalau kapasitas besar, sedangkan kita belum punya alatnya, karena kita masih kerja manual. Kedua, dari segi permodalan,” ungkapnya.

Foto BeritaJatim.com
Gula semut buah karya Sri Wahyuni Kediri

Proses Produksi dan Harga Jual

Proses pembuatan gula semut memerlukan tahapan yang lebih banyak dibandingkan gula bentuk lain. “Prosesnya tidak sulit, cuma banyak tahapan kalau dibanding gula dalam bentuk koin, bumbung, dan batangan. Itu lebih cepat dari gula semut ini. Prosesnya agak lama. Sehingga makan waktu. Dan hasilnya kalau masih manual itu masih sedikit,” papar Sri Wahyuni.

Untuk harga, gula semut dijual seharga Rp25 ribu per kilogram dalam bentuk curah, sedangkan kemasan standing pouch seharga Rp20 ribu dengan isi 200 gram. “Dalam seminggu selama ini kita bisa jual 2 – 2,5 kuintal,” tambahnya.

Harapan Dukungan dari Pemerintah

Sri Wahyuni berharap adanya dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan usahanya. “Kalau misalnya pemerintah mau menengok kita sebagai UKM begini, kita pinginnya ada pinjaman. Syukur-syukur kita dibantu peralatan, karena itu kita butuhkan untuk pembuatan gula semut dalam kapasitas besar,” harapnya.

Untuk memenuhi permintaan besar, Sri Wahyuni merekrut tetangga sebagai tenaga kerja. “Kalau hanya sedikit kita kerjakan berdua. Tetapi kalau partai besar kita merekrut tetangga. Biasanya kalau gula batangan, satu tim ada 8 orang. Itu satu hari bisa sampai 1-1,5 ton. Sehingga orderan 6 ton itu bisa kita kerjakan dalam 6 hari saja,” tutupnya. [nm/beq]