Penurunan Ekspor Menyebabkan Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Begini Penjelasan Airlangga
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto membenarkan ada penurunan kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan.
![Penurunan Ekspor Menyebabkan Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Begini Penjelasan Airlangga](https://statik.tempo.co/data/2025/02/02/id_1374169/1374169_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 sebesar 5,03 persen atau lebih rendah dibanding tahun 2023 yang sebesar 5,05 persen. Menteri Koordinator Perekonomian membenarkan ada penurunan kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan.
Namun perlambatan menurut dia terjadi bukan dari sisi produksi atau suplai. “Yang utama (penyebabnya) terjadi penurunan harga komoditas. Jadi dengan volume kali price itu (kontribusi) akan menjadi turun,” ujar Airlangga di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Dibandingkan dengan 2 tahun lalu harga komoditas menurut dia jauh lebih tinggi. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah akan melihat tambahan ekspor apa lagi yang bisa dorong. Selain itu pemerintah bakal memaksimalkan potensi lain untuk menggenjot perekonomian dan mengimbangi penurunan ekspor misal sektor pariwisata.
Pada 2024 sumber penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran di antaranya konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hingga ekspor dan konsumsi pemerintah. Pelaksana tugas Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan meski seluruh komponen tersebut tumbuh positif, namun ekspor pada 2024 tumbuh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
“Satu komponen penahan laju pertumbuhan adalah dari net ekspor, walaupun (pertumbuhannya) positif tapi karena positifnya sedikit lebih kecil dibanding 2023, maka sumbangan terhadap pertumbuhannya negatif,” ujar Amalia di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga menjadi sumber yang menopang pertumbuhan tertinggi pada 2024 dengan kontribusi 2,60 persen. Disusul PMTB yakni 1,3 persen dan konsumsi pemerintah sebesar 0,48 persen.
Sedangkan ekspor barang dan jasa kontribusinya terhadap
pertumbuhan ekonomi minus 0,01 persen. Berbeda dibanding 2023,
ekspor masih berkontribusi positif 0,66 persen terhadap
pertumbuhan.
Ekonom
Senior Bright Intitute Awalil Rizky mengatakan net ekspor yang
kontribusinya turun memang menjadi salah satu penyebab
rendahnya pertumbuhan ekonomi. Namun penyebab itu bersifat
fluktuatif. "Nyatanya penyebabnya (pertumbuhan ekonomi
melambat) memang faktor PMTB yang rendah dan konsumsi yang
tidak beranjak," ujarnya.
Pilihan Editor: