KAI Angkut 5,5 Juta Ton Barang Selama Januari 2025, Didominasi Batu Bara Sebanyak 4,6 Juta Ton
Batu bara menjadi komoditas utama dengan total angkutan 4.643.234 ton atau 83,4 persen dari keseluruhan barang yang diangkut KAI.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia atau (Persero) telah mengangkut 5.557.833 ton barang selama periode Januari 2025.
Jumlah ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 5.527.348 ton.
VP Public Relations mengatakan, peningkatan ini didukung oleh penambahan frekuensi perjalanan dan rute, serta optimalisasi gerbong di wilayah Divre III Palembang dan Divre IV Tanjungkarang.
"Langkah ini dilakukan untuk memenuhi tingginya permintaan pelanggan terhadap angkutan batu bara," kata Anne dalam keterangannya, Kamis (6/2/2025).
Baca juga:
Anne merincikan, menjadi komoditas utama dengan total angkutan 4.643.234 ton atau 83,4 persen dari keseluruhan barang yang diangkut.
Sebagian besar angkutan terpusat di Sumatera bagian selatan, yang memainkan peran penting dalam mendukung pasokan energi nasional.
Menurut Anne, angka tersebut menunjukkan peningkatan 5,51 persen dibandingkan Januari 2024 yang mencapai 4.400.830 ton.
"Selain , komoditas lainnya juga menunjukkan pertumbuhan yang positif seperti peti kemas, BBM, dan pupuk yang mengalami peningkatan berkisar antara 5 persen hingga 7 persen," papar Anne.
"Hal ini menunjukkan mulai adanya peningkatan kebutuhan dari pelaku ekonomi dalam mendistribusikan barangnya melalui transportasi kereta api," sambungnya.
Sementara dari sisi ketepatan waktu, performa operasional angkutan barang juga mengalami peningkatan. Pada 2024, On Time Performance (OTP) keberangkatan mencapai rata-rata 95,12 persen atau meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yaitu 93,31 persen.
Sedangkan OTP kedatangan mencapai 90,18 persen, Anne bilang, meningkat dari rata-rata ketepatan waktu kedatangan pada Januari 2023 yang sebesar 87,51 persen.
Selain peningkatan performa sarana seperti pengadaan kereta baru, juga meningkatkan keandalan prasarana kereta api guna mendukung pencapaian OTP yang lebih baik.
"Untuk meningkatkan keandalan prasarana, mengganti bantalan rel dari kayu ke sintetis guna meningkatkan keamanan dan keselamatan operasional kereta api," ucap Anne.
"Komponen yang diganti menjadi bantalan sintetis adalah bantalan kayu di konstruksi jembatan baja. Bantalan sintetis lebih ringan dibandingkan beton, sehingga lebih cocok digunakan pada jembatan baja," imbuhnya.
Anne menegaskan dengan berbagai inisiatif tersebut, terus berkomitmen dalam mendukung sistem logistik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
"Transportasi barang menggunakan kereta api memberikan banyak manfaat, seperti efisiensi biaya logistik, pengurangan kemacetan di jalan raya, serta menekan polusi dan kerusakan jalan. Langkah ini juga merupakan bagian dari kontribusi dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional," tegasnya.