Proyek PLTS ITN Malang Terangi Ranu Kumbolo, Listrik Bisa Sampai Puncak
Proyek PLTS ITN Malang Terangi Ranu Kumbolo, Listrik Bisa Sampai Puncak. ????Puncak Semeru kini tak lagi gelap. Institut Teknologi Nasional (ITN) akan menginstalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Ranu Kumbolo. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
![Proyek PLTS ITN Malang Terangi Ranu Kumbolo, Listrik Bisa Sampai Puncak](https://beritajatim.com/wp-content/uploads/2025/02/DSCF0151_uJisZket1y.jpeg)
Malang (beritajatim.com) – Puncak Semeru kini tak lagi gelap. Institut Teknologi Nasional (ITN) akan menginstalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Ranu Kumbolo. Proyek ini merupakan bagian dari gerakan energi hijau yang bertujuan mendukung konservasi, memberikan kenyamanan bagi pendaki, dan berdampak pada masyarakat sekitar.
Pemasangan PLTS sebagai sumber listrik yang ramah lingkungan dan hemat biaya ini merupakan kolaborasi antara Teknik Elektro S-1 ITN Malang, Ikatan Alumni Elektro (IKA Elektro), Himpunan Mahasiswa Pencinta Alam (Himakpa). Pemasangan ini didukung oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Gimbal Alas, dan Forum Silaturahmi (Fosil) Mapala Malang Raya.
Proyek PLTS Ranu Kumbolo berlangsung pada 7-13 Februari yang melibatkan berbagai pihak, termasuk mahasiswa, dosen, serta dukungan dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Ketua Pelaksana, Aji Pamungkas, ST, menyebut bahwa ini adalah terobosan besar.
“Listrik kini tidak hanya ada di kota, tetapi juga sampai ke puncak gunung. Kami ingin memastikan Ranu Kumbolo tetap terang tanpa merusak lingkungan,” ujarnya saat Pemberangkatan Tim PLTS Ranu Kumbolo ITN Malang di Prodi Teknik Elektro Kampus 2 ITN Malang, Jumat (7/2/2025).
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D., menegaskan bahwa proyek ini membuktikan kemampuan mahasiswa ITN Malang dalam menerapkan ilmu mereka secara nyata. Mulai dari desain, perancangan, hingga pemasangan PLTS ini semuanya dilakukan oleh mahasiswa ITN Malang.
“Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mampu mengimplementasikannya langsung di lapangan,” jelasnya.
Lebih dari sekadar proyek listrik, kegiatan ini juga mencakup penanaman 1.000 pohon di kawasan TNBTS. Hal itu menjadi bagian dari kontribusi ITN Malang dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Teknik Elektro ITN Malang tidak hanya berkontribusi dalam PLTS, tetapi juga dalam penghijauan. Sebagai perguruan tinggi, kami ingin terus mendukung pelestarian TNBTS melalui energi hijau dan gerakan reforestasi,” tambahnya.
PLTS yang dipasang telah melalui tahap uji coba, perancangan, desain, serta pengujian di laboratorium sebelum akhirnya dipasang di lokasi. Fungsi utama PLTS ini adalah untuk backup pompa air, memenuhi kebutuhan pendaki, serta penerangan di area Ranu Kumbolo.
“PLTS ini juga menjadi bagian dari sistem keamanan pendakian, dengan kolaborasi untuk monitoring para pendaki. Faktor safety sangat penting, terutama di jalur pendakian populer seperti Ranu Kumbolo,” jelasnya.
Ke depan, ITN Malang ingin menjadi pionir dalam Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan memperluas kerja sama, baik dengan BUMDes, industri, maupun perusahaan swasta, untuk membangun kemandirian energi di berbagai sektor.
“Teknik Elektro ITN Malang akan terus mengembangkan Great Smart Energy untuk menjangkau sisi-sisi yang belum tersentuh listrik. Ini adalah bentuk kolaborasi antara dunia akademik, industri, dan masyarakat,” tutup Rektor.
Dosen pendamping pembangunan PLTS, Dr. Ir. Widodo Pudji Muljanto, MT., menjelaskan bahwa sistem yang digunakan adalah PLTS off-grid, tanpa sambungan ke PLN. Terdiri atas baterai: 4 unit VRLA 12Vdc 100Ah, total kapasitas 4,8 kWh (dapat ditingkatkan ke LiFePo4 5 kWh dengan daya tahan 10+ tahun)
“Ada solar panel, 16 unit @ 200 Wp, total kapasitas 3,2 kWp. PLTS ini punya fungsi utama untuk menyalakan pompa air 24 jam, penerangan musala, toilet, serta lampu malam hari. Total biaya sekitar 90 juta, yang juga berasal dari donatur dan sponsor,” jelas Widodo.
Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, S.Hut., M.Sc. turut mengapresiasi proyek ini sebagai bagian dari misi besar pemerintah menuju Forest Zero Emission 2030. Menurutnya, ini adalah langkah nyata untuk menjadikan taman nasional lebih ramah lingkungan.
“Green energy bukan hanya tren, tetapi kebutuhan bagi konservasi global. PLTS ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan layanan pendakian di TNBTS, terutama di Ranu Kumbolo,” jelasnya.
TNBTS terus berusaha memperbaiki kualitas layanan. Termasuk di Ranu Kumbolo kini yang merupakan basecamp kedua setelah Ranu Pani sehingga pasti akan selalu ada orang berkumpul di situ. “Maka, dukungan infrastruktur seperti listrik dan air bersih sangat diperlukan,” ujarnya.
Sebelumnya, ada masalah ketika air dialirkan secara tidak teratur oleh pendaki, sehingga keberlanjutan sumber daya menjadi tantangan. ITN Malang kini hadir sebagai mitra strategis dalam mendukung rencana pengelolaan yang lebih baik, termasuk untuk membantu penerangan pengunjung.
“Kami berharap ini menjadi inisiatif awal yang menginspirasi pengembangan teknologi lain untuk mendukung konservasi di TNBTS. Tidak hanya energi hijau, tetapi juga inovasi lain yang bisa meningkatkan pengelolaan taman nasional,” pungkas Rudijanta Tjahja. [dan/beq]