Kemenkop-BNI percepat program revitalisasi KUD dan Gapoktan

Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berkolaborasi meningkatkan kualitas tata ...

Kemenkop-BNI percepat program revitalisasi KUD dan Gapoktan

Kabupaten Bogor (ANTARA) - Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berkolaborasi meningkatkan kualitas tata kelola koperasi unit desa (KUD) yang saat ini jumlahnya lebih dari 60.000 di Indonesia.

Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono dalam keterangannya di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, mengapresiasi komitmen BNI yang mendukung program Kemenkop untuk merevitalisasi KUD dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Indonesia.

Gapoktan akan ditingkatkan statusnya menjadi badan usaha koperasi, agar dapat menjadi penyalur pupuk secara langsung ke petani sehingga dapat mengakselerasi pencapaian target swasembada pangan.

Dalam merevitalisasi KUD dan peningkatan status Gapoktan menjadi koperasi ini, BNI membantu pemenuhan pembiayaan ke notaris sehingga mendapatkan akta badan usaha yang sah sebagai koperasi.

BNI akan menggunakan dana CSR (Corporate Social Responsibility) untuk mendukung perubahan status Gapoktan.

"Kami sangat mengapresiasi bantuan dari BNI karena itu akan sangat membantu secara bertahap Gapoktan menjadi koperasi," kata Ferry dalam Focus Group Discussion (FGD) Kolaborasi Kemenkop dan BNI di Sentul, Bogor, Kamis.

Ferry menegaskan dengan perubahan status Gapoktan menjadi koperasi maka proses penyaluran pupuk kepada petani akan lebih mudah dan murah sehingga petani diuntungkan.

Baca juga:

Kemudian revitalisasi KUD dapat menjadi wadah strategis untuk menyimpan atau mengolah hasil panen dari para petani.

Saat ini pola tanam dan panen oleh petani di Indonesia mayoritas masih tradisional sehingga diperlukan dukungan dari berbagai pihak agar ada perubahan sehingga produktivitas mereka dapat meningkat.

Sebagai contoh dalam mengelola hasil panen padi, Ferry menyatakan bahwa masih banyak petani yang mengeringkan gabahnya dengan sistem jemur dengan menggelar alas.

Menurut dia, cara seperti itu tidak efektif dan relatif membutuhkan waktu lebih lama. Maka, KUD butuh mesin pengering yang dapat dikelola oleh koperasi agar hasil panen petani dapat lebih kering cepat dan kualitas hasil panen terjaga.

"KUD itu punya aset bukan hanya kantor saja tapi gudang yang dilengkapi driyer namun tidak semua KUD memiliki, maka kolaborasi ini (antara Kemenkop dan BNI) bisa diarahkan ke sana untuk penyediaan dryer-dryer di KUD," sebut Ferry.

Baca juga:

Ia optimis dengan kerja sama yang baik antara Kemenkop dan BNI, nantinya peran vital KUD dan juga Gapoktan yang bertransformasi menjadi badan usaha koperasi dapat meningkatkan kontribusi koperasi terhadap ekonomi nasional.

Ferry juga meyakini kolaborasi ini dapat mempercepat tercapainya target swasembada pangan sebagaimana cita-cita Presiden Prabowo Subianto.

"Jadi kalau sarana dan prasarana pertanian seperti pupuk skema penyalurannya bisa diperbaiki itu akan menjamin pupuk bersubsidi dapat sampai ke petani dan diharapkan produksinya akan meningkat," paparnya.

Wakil Direktur Utama Bank BNI Putrama Wahju Setyawan menegaskan komitmennya dalam mendukung program prioritas Kemenkop RI. Pihaknya mendukung penuh upaya Kemenkop untuk melakukan digitalisasi, rebranding koperasi hingga penguatan tata kelola koperasi.

"Kami berkomitmen mendukung transformasi ini dalam bentuk CSR. Ini komitmen kami untuk mendukung transformasi yang dilakukan Kemenkop terhadap koperasi di seluruh Indonesia," kata Putrama.

Menurut dia, koperasi sebagai wadah usaha bersama oleh masyarakat memiliki peran yang strategis untuk mendorong peningkatan perekonomian nasional. Bank BNI sebagai BUMN yang bergerak di sektor jasa keuangan juga diberikan mandat untuk menjaga benteng perekonomian nasional bersama-sama dengan berbagai pihak termasuk dengan Kemenkop.

"Koperasi sebagai wadah pengelolaan usaha bersama menjadi instrumen penting untuk perluasan usaha masyarakat dan kami di BNI siap mendukung dan menjadi mitra yang strategis," ujar dia.(KR-MFS)

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025