Reog Ponorogo: Mampu Memikat Hati Gen Z?

Reog Ponorogo: Mampu Memikat Hati Gen Z?. ????Bisakah Reog Ponorogo memikat hati Gen Z? Tantangan besar ini muncul setelah UNESCO menetapkan kesenian tradisional ini sebagai warisan budaya -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Reog Ponorogo: Mampu Memikat Hati Gen Z?

Surabaya (beritajatim.com) – Bisakah Reog Ponorogo memikat hati Gen Z? Tantangan besar ini muncul setelah UNESCO menetapkan kesenian tradisional ini sebagai warisan budaya yang perlu dilindungi.

Sedangkan generasi muda, khususnya Gen Z, kini lebih tertarik pada seni kontemporer yang dianggap lebih praktis dan atraktif. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pelestarian Reog Ponorogo, sebuah warisan budaya yang kaya dan unik.

Dosen Universitas Airlangga (Unair), IGAK Satrya Wibawa, menekankan perlunya strategi inovatif untuk menarik minat generasi muda. Menurutnya, Reog Ponorogo harus dikemas lebih menarik dan relevan dengan zaman.

“Saya berharap reog dapat terus lestari dan dapat berkembang mengikuti zaman,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (12/2/2025).

IGAK menyarankan agar Gen Z dilibatkan secara aktif dalam proses kreatif, mulai dari perancangan hingga pertunjukan. Mereka harus diberi ruang untuk berkreasi dan berinovasi, tanpa meninggalkan esensi dari Reog Ponorogo itu sendiri.

“Gen Z dapat berperan aktif merancang, hingga mengonstruksi ulang,” ungkap dosen departemen Komunikasi FISIP Unair itu.

Dukungan pemerintah juga sangat krusial. Fasilitas dan program yang tepat dapat membantu mempopulerkan Reog Ponorogo di kalangan generasi muda. Selain itu, kolaborasi antara seniman senior dan generasi muda sangat penting untuk mentransfer pengetahuan dan keahlian.

Menurut IGAK, para maestro Reog dapat berperan sebagai mentor, membimbing generasi muda dalam mengembangkan dan memodernisasi kesenian ini.

Tantangan memang besar, namun bukan berarti mustahil. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, seniman, dan generasi muda, kata IGAK, Reog Ponorogo dapat tetap lestari dan bahkan berkembang di era modern.

Keberhasilan ini akan memastikan warisan budaya Indonesia yang berharga ini tetap hidup dan dihargai oleh generasi mendatang. Mampu kah Reog Ponorogo memikat hati Gen Z dan menghindari ancaman kepunahan yang mengintai? Jawabannya terletak pada tindakan nyata masyarakat Indonesia sendiri.

Sebagai informasi, Reog Ponorogo diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada Desember 2024, dan masuk dalam kategori urgent safeguarding list. Pengakuan ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Ponorogo dan menegaskan pentingnya melestarikan serta mengembangkan kesenian tradisional ini.

Dua alasan utama di balik pengakuan tersebut adalah kekhasan Reog Ponorogo sebagai bagian dari tradisi budaya Indonesia dan perlunya upaya menjaga budaya tersebut dari ancaman kepunahan. [ipl/ted]