Saran Diet Konsultan Endokrin agar Tidak Menyiksa
Pakar mengatakan diet tidak akan menyiksa selama dilakukan dengan benar dan sesuai rekomendasi ahli atau pakar diet yang menangani.
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Wismandari Wisnu, mengatakan tidak akan menyiksa selama dilakukan dengan benar dan sesuai rekomendasi ahli atau pakar diet yang menangani.
“Tidak semua diet menyiksa. Kalau ngikuti resepnya dietisien kita enggak karena di resepnya para teman-teman dietisien dan juga dokter gizi, mereka memberikan makanan yang gizinya bagus, cukup, ditambah mengenyangkan, kemudian tidak membuat rasa lapar lebih cepat muncul,” katanya dalam diskusi kesehatan daring, Rabu, 22 Januari 2025.
Ia mengatakan makanan yang tepat tidak akan membuat diet tersiksa dan rasa lapar tidak cepat muncul. Contohnya saat makan pagi, protein diambil dari putih telur yang membuat kenyang lebih lama. Selain itu, jeda makan pagi dan siang harus diselipkan camilan agar saat makan siang tidak berlebihan. Jika tidak ada camilan, maka jeda waktu yang lama tersebut akan membuat tubuh mencari-cari makanan karena lapar.
Jangan lewatkan makan
Wisma juga mengatakan diet tanpa makan di jam makan juga
merupakan persepsi yang salah dan bisa membuat lemas. Ia
mengatakan justru saat diet jangan melewatkan makan, yaitu
sarapan, makan siang dan malam.
“Jadi yang membuat kalau lagi diet lapar, lemas, itu karena dietnya salah berarti karena diet yang bagus itu harusnya tidak boleh membuat rasa lapar, harus fun karena dia harus ngelakuin itu seumur hidup,” jelasnya.
Ia juga menyarankan dengan kalori yang diukur sesuai keadaan badan dan ada zat mikronutrien yang diukur masing-masing dari karbohidrat, lemak, dan protein. Jika ingin menurunkan berat badan, ia menyarankan untuk defisit kalori dan olahraga.
Salah satu diet yang dianjurkan adalah puasa intermiten dengan metode 16 jam puasa dan delapan jam makan. Ia juga menyebut diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak protein untuk mengontrol berat badan boleh dilakukan namun tidak terlalu lama karena bisa berefek ke otot dan ginjal.
“Ini bukan diet yang disarankan untuk jangka panjang. Kalau mau coba buat nurunin berat badan, silakan. Tapi habis itu kembali ke diet yang normal yang kalorinya defisit,” saran Wisma.
Pilihan Editor: