Wartsila Luncurkan Mesin Pembangkit Listrik EBT
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wartsila, perusahaan teknologi energi berbasis di Finlandia, meluncurkan mesin transisi energi generasi terbaru 46TS. Mesin ini dirancang untuk menyeimbangkan energi baru dan terbarukan (EBT) serta menyediakan daya...
![Wartsila Luncurkan Mesin Pembangkit Listrik EBT](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/wartsila-meluncurkan-teknologi-mesin-pembangkit-untuk-ebt_250213172653-692.jpg)
Wartsila meluncurkan teknologi mesin pembangkit untuk EBT.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wartsila, perusahaan teknologi energi berbasis di Finlandia, meluncurkan mesin transisi energi generasi terbaru 46TS. Mesin ini dirancang untuk menyeimbangkan energi baru dan terbarukan (EBT) serta menyediakan daya baseload yang efisien.
“Transisi energi tidak bisa hanya mengandalkan energi terbarukan semata. Kita memerlukan mesin yang fleksibel dan sangat efisien untuk mendukung tenaga angin dan surya saat produksi rendah,” kata Presiden Energy Anders Lindberg dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Direktur Penjualan Wartsila Energy Indonesia Febron Siregar mengatakan, untuk mendukung W46TS yang akan tersedia mulai tahun ini, pihaknya menyediakan layanan berkualitas tinggi yang disesuaikan untuk memaksimalkan keandalan dan profitabilitas. “Dengan layanan Lifecycle Wartsila yang teroptimalkan serta jaringan layanan teknis yang luas, kami memastikan performa pembangkit listrik tetap unggul dan daya saing tetap terjaga,” tutur dia.
Mesin large-bore Wartsila 46TS merupakan pengembangan dari mesin-mesin pembangkit listrik terdahulu, termasuk platform mesin Wartsila 50 yang telah beroperasi selama 55 juta jam di berbagai negara sejak 2008. Mesin ini diklaim memiliki tingkat efisiensi yang lebih dari 51 persen sehingga dapat menghemat bahan bakar serta mengurangi emisi.
Output yang dihasilkan oleh mesin ini mencapai 23,4 MW per unit, yang memungkinkan pengurangan jumlah mesin yang dibutuhkan dalam pembangkit listrik besar. Mesin ini juga menawarkan fleksibilitas operasional dengan waktu ramp-up dalam dua menit tanpa memerlukan waktu minimum naik atau turun. Selain itu, instalasi modularnya beroperasi dengan cepat dan hemat biaya, sehingga bisa memberikan efisiensi tambahan bagi para produsen listrik.
Dalam kesempatan sebelumnya, Febron mengatakan pencapaian target nol emisi bersih Indonesia pada tahun 2060 dapat dilakukan dengan teknologi yang ada, yaitu dengan menambahkan energi terbarukan dan teknologi penyeimbang tenaga listrik sambil menghentikan secara bertahap pembangkit listrik yang tidak fleksibel.
Menurut Febron, Indonesia berada pada posisi yang unik untuk mempercepat transisi energi dengan cepat karena memiliki pembangkit listrik bermesin pembakaran internal fleksibel berkapasitas 5 GW, seperti yang terlihat di Lombok, Bali, dan banyak lokasi lainnya.