Belum Sepekan, Film A Business Proposal Kini Hanya Tayang di 5 Bioskop

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Film komedi romantis A Business Proposal versi Indonesia gagal menembus box office sejak penayangan perdananya pada 6 Februari 2025. Film adaptasi dari webtoon “The Office Blind Date”...

Belum Sepekan, Film A Business Proposal Kini Hanya Tayang di 5 Bioskop

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Film komedi romantis A Business Proposal versi Indonesia gagal menembus box office sejak penayangan perdananya pada 6 Februari 2025. Film adaptasi dari webtoon “The Office Blind Date” dan drama Korea ini hanya ditonton oleh sekitar 19.631 dalam enam hari penayangan, merujuk laporan Cinepoint.

Film produksi ini juga mengalami penurunan signifikan dalam jumlah layar penayangan di Jakarta. Pada Selasa (11/2/2025), film ini hanya diputar di Kelapa Gading XXI, Plaza Indonesia XXI, Plaza Senayan XXI, Pondok Indah 1 XXI, dan Puri XXI. Adapun di wilayah Bogor sudah turun layar, dan di Bekasi masih tayang di satu studio yaitu Mega Bekasi XXI.

Selain gagal secara komersil, film arahan ini mendapat rating buruk. Menurut pantauan Republika.co.id, film A Business Proposal versi Indonesia hanya mencatatkan skor 1,0 dari 10. Rating ini sangat rendah, terlebih jika dibandingkan dengan versi Korea yang mendapat skor 8,1 dari 10.

Kegagalan film ini diduga disebabkan oleh kontroversi yang melibatkan salah satu pemeran utamanya, Abidzar Al Ghifari. Dalam film versi Indonesia, Abidzar didapuk sebagai pemeran utama bernama Utama yang merupakan presiden direktur dan pewaris Bowo Foods. Abidzar beradu peran dengan Ariel Tatum yang berperan sebagai Sari, karyawan Bowo Foods yang terlibat kencan buta dan menjalin hubungan dengan Utama.

Kontroversi ini bermula dari pernyataan yang mengaku tak menyaksikan drama Korea A Business Proposal karena hendak menciptakan karakter baru. Tidak hanya Abidzar, Ardhito Pramono yang memerankan Satrio, adik Utama, juga mengaku hanya menonton cuplikan-cuplikan dari versi aslinya. Begitupun Caitlin Halderman yang berperan sebagai Yasmin, baru menonton versi drakor setelah proses syuting selesai.

Saat pernyataan ini keluar, kritik dari para pencinta drama korea sudah mulai muncul. Bagi para pencinta drakor, tidak menonton drama asli sebelum berpartisipasi dalam adaptasi kerap dianggap sebagai kurangnya penghormatan terhadap karya asli.

Kritik ini mungkin tidak akan menjadi besar jika pemain lebih legawa dengan respons publik, utamanya pencinta drakor. Alih-alih fokus pada promosi dan mengambil hati pencinta drakor, Abidzar justru menyinggung pencinta drama korea sebagai fans fanatik.

Dalam sebuah wawancara, Abidzar juga mengatakan bahwa kritikan tersebut tidak memengaruhinya. “Ngapain juga diingat-ingat. Mereka juga enggak bakal diundang nanti premiere,” kata Abidzar beberapa waktu lalu. Pernyataan blunder dari Abidzar tersebut memicu ancaman boikot untuk remake A Business Proposal.

Tiga hari menjelang perilisan perdana, Falcon Pictures akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada para penggemar versi drakor maupun webtoon A Business Proposal terkait kontroversi yang beredar. “Kami meminta maaf atas perkataan dan perbuatan yang tidak tepat. Webtoon ini kami adaptasi karena kecintaan kami terhadap ceritanya, baik versi webtoon dan serial. Oleh karena itu kami berhati-hati dalam prosesnya,” demikian pernyataan dari Falcon Pictures yang dirilis 3 Februari.

Dalam surat tersebut, Falcon menyinggung perkataan Abidzar yang tidak menyaksikan versi aslinya secara langsung. Menurut Falcon, ucapan Abidzar itu bukanlah berakar dari kesombongan, melainkan pemilihan pendekatan akting.