BPOM gelar forum respons isu suplai garam guna ketahanan farmasi RI

BPOM mengatakan, pihaknya mengadakan forum guna menjalankan peran strategis berupa percepatan perizinan obat yang ...

BPOM gelar forum respons isu suplai garam guna ketahanan farmasi RI
Upaya ini tentu mengutamakan penggunaan dan pemenuhan bahan baku serta sediaan farmasi yang diproduksi di dalam negeri, salah satunya adalah garam farmasi

Jakarta (ANTARA) - BPOM mengatakan, pihaknya mengadakan forum guna menjalankan peran strategis berupa percepatan perizinan obat yang menggunakan garam farmasi nasional, sebagai respon isu ketersediaan bahan itu seiring kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor garam secara cepat.

"Kebutuhan garam di Indonesia sangat besar, yaitu 6,4 juta ton dengan penggunaan pada produk yang merupakan pengawasan BPOM, yaitu untuk obat, pangan, dan kosmetik sebesar 2,7 juta ton," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga:

Melalui forum ini, pihaknya berupaya untuk melakukan pendampingan dan asistensi regulatori kepada industri farmasi dalam pemenuhan mutu dan percepatan proses registrasi variasi change source bahan baku lokal. Taruna mengatakan, pihaknya menargetkan untuk menyelesaikan 282 perizinan dalam waktu dua bulan.

"Selain itu, forum ini juga menjadi wadah dalam menyatukan persepsi, diskusi mengenai berbagai permasalahan dan tantangan, sekaligus memberikan solusi yang dihadapi oleh industri farmasi dalam rangka pemenuhan mutu dan percepatan registrasi obat," katanya.

Taruna menegaskan bahwa kemandirian di bidang farmasi adalah bagian penting dari strategi mewujudkan ketahanan kesehatan nasional. Dalam hal ini, katanya, pemerintah berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan produk farmasi, termasuk untuk penyediaan garam farmasi nasional.

Dia menambahkan, kemandirian di bidang farmasi perlu dibangun secara komprehensif dan terintegrasi. Tidak hanya berupa peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga riset dan inovasi untuk menghasilkan produk aman, efektif, dan berkualitas.

Baca juga:

Menurutnya, upaya ini tentu mengutamakan penggunaan dan pemenuhan bahan baku serta sediaan farmasi yang diproduksi di dalam negeri, salah satunya adalah garam farmasi.

Indonesia, dia melanjutkan, kaya akan sumber daya Indonesia yang melimpah, salah satunya garam, serta merupakan pangsa pasar besar yang menjadi modal dasar untuk kebangkitan industri farmasi dalam negeri. Dia menilai, modal ini harus dikelola secara optimal dengan menerapkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Garam farmasi, katanya, dapat berfungsi sebagai antara lain untuk sediaan infus, tetes mata, oralit, serta pengatur tonisitas pada sediaan injeksi.

"Sebagai bahan baku farmasi, maka garam farmasi harus memenuhi kriteria pharmaceutical grade, yang artinya harus memenuhi syarat pengujian semua parameter yang ditetapkan dalam standar mutu Farmakope Indonesia," katanya.

Forum tersebut, dengan tema “BPOM Bergerak FAST (BPOM Beraksi Percepat Registrasi Perubahan Garam Lokal-Fix Aman, Standar Terjaga)”, dihadiri oleh 73 industri farmasi pengguna garam farmasi lokal, 4 produsen garam farmasi, serta 3 kementerian/lembaga, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Perindustrian, termasuk BPOM.

Baca juga:

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025