Cuaca Ekstrem Mengancam, Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup

Cuaca Ekstrem Mengancam, Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup. ????Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) resmi menutup aktivitas wisata di kawasan Ranu Regulo mulai 6 hingga 21 Februari 2025. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Cuaca Ekstrem Mengancam, Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup

Malang (beritajatim.com) – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) resmi menutup aktivitas wisata di kawasan Ranu Regulo mulai 6 hingga 21 Februari 2025. Keputusan ini diambil menyusul peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut.

“BMKG telah mengeluarkan imbauan terkait angin kencang dan hujan dengan intensitas tinggi sepanjang Februari 2025. Demi keselamatan pengunjung, kami memutuskan untuk menutup sementara Ranu Regulo,” ujar Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, Jumat (7/2/2025) saat ditemui beritajatim.com.

Tak hanya Ranu Regulo, jalur pendakian Gunung Semeru yang sebelumnya ditutup sejak 2 Januari 2025 juga kembali diperpanjang. Hingga kini, belum ada kepastian kapan jalur tersebut akan dibuka kembali.

Menurut pihak TNBTS, kondisi saat ini terlalu berbahaya bagi para pendaki maupun wisatawan. Angin kencang dan banyaknya pohon tumbang membuat jalur pendakian tidak aman.

“Banyak angin dan pohon tumbang, itu faktor risiko yang cukup tinggi. Kami tidak berani mempertaruhkan keselamatan pengunjung. Lebih baik kita pantau dulu hingga kondisi memungkinkan, agar wisatawan bisa kembali menikmati Semeru,” ujar Rudijanta.

TNBTS menegaskan bahwa siapa pun yang mencoba menerobos kawasan wisata yang ditutup akan mendapatkan peringatan keras dan tindakan tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Kami menghimbau para wisatawan dan penyedia jasa wisata untuk tidak nekat masuk ke kawasan konservasi secara ilegal. Keselamatan adalah yang utama,” tegas Rudijanta.

Pada akhir Desember lalu, kuota wisata di kawasan Ranu Regulo tercatat mencapai 300 orang per hari, sementara kuota di Ranu Kumbolo 200 orang per hari. Dengan adanya penutupan ini, banyak wisatawan yang terpaksa membatalkan rencana perjalanan mereka.

Hingga kini, pihak TNBTS belum bisa memberikan kepastian kapan jalur pendakian Gunung Semeru maupun kawasan Ranu Regulo akan kembali dibuka. Keputusan ini akan terus dievaluasi berdasarkan perkembangan cuaca dan rekomendasi dari BMKG. [dan/beq]