Dispar Bali ajak industri pariwisata pakai tumbler mengurangi sampah

Dinas Pariwisata (Dispar) Bali mengajak organisasi-organisasi di industri pariwisata ikut menggunakan tumbler atau ...

Dispar Bali ajak industri pariwisata pakai tumbler mengurangi sampah
Sudah semestinya memberi contoh menjaga keasrian Bali dari sampah plastik yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan wisatawan juga.

Denpasar (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Bali mengajak organisasi-organisasi di industri pariwisata ikut menggunakan tumbler atau botol minum untuk menekan timbulan sampah plastik.

Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun, di Denpasar, Selasa, menyikapi mulai berlakunya edaran wajib pakai tumbler bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.

“Kalau IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association) sudah menerapkan, kami di Dinas Pariwisata begitu, langsung mengingatkan pemangku kepentingan pariwisata untuk bawa tumbler, jadi surat edaran ini memperkuat untuk mempertegas kembali Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018,” kata dia.

Untuk mengajak industri pariwisata termasuk wisatawan, Dispar Bali berencana memasang baliho di lokasi daya tarik wisata yang berisi informasi pembayaran pungutan wisatawan nusantara, aturan do’s and don’ts, serta penggunaan tumbler sebagai pengganti minuman kemasan plastik.

Di lingkup kantornya sendiri sejak Senin (3/2) kemarin, ia memastikan seluruh pegawai telah menggunakan botol minum masing-masing, serta mengonsumsi makanan tanpa kemasan plastik.

Menurut dia, ini bagian tak terpisahkan dari sektor pariwisata, sebab sebagai pembuat regulasi sudah semestinya memberi contoh menjaga keasrian Bali dari sampah plastik yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan wisatawan juga.

Tjok Pemayun juga menyiapkan galon air minum dan konsumsi bagi tamu yang datang ke kantor untuk berdiskusi perihal pariwisata, terutama organisasi-organisasi industri pariwisata.

Ia mencoba melakukan pendekatan dengan menjadikan tumbler bagian dari fesyen berwisata, dengan setiap hari model atau warna botol minum dapat diganti-ganti semua keselarasan dengan pakaian hari itu.

“Hari Senin pakai baju cokelat saya sesuaikan gaya ini, saya punya banyak botol ada yang isi suhu, ada yang kecil, pokoknya untuk seminggu ada lima, besok pakaian putih hitam ada lagi,” ujarnya.

Di Dispar Bali, menurutnya, tak ada kendala dalam implementasi arahan Sekda Bali ini, apalagi sejak lama kegiatan-kegiatan kepariwisataan kerap menjadikan tumbler sebagai suvenirnya.

Untuk internal, ia tak ragu jika harus menegur pegawai yang tidak menggunakan botol minum sehari-hari, sembari mengevaluasi dan mencari cara agar semua unsur kepariwisataan menaati kebijakan ini.

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025