Mendag dorong produsen coklat untuk ekspor
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mendukung produsen coklat di Blitar untuk melebarkan sayap ke pasar ...
Kami ingin coklat yang beredar di pasar global benar-benar datang dari negara produsen coklat. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi eksportir bahan baku dan pasar produk coklat yang sudah jadi,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mendukung produsen coklat di Blitar untuk melebarkan sayap ke pasar mancanegara dengan cara ekspor.
Menurutnya, kualitas coklat Indonesia mampu bersaing secara global. Untuk mendorong ekspor produsen coklat lokal, Kementerian Perdagangan mempunyai program prioritas, yaitu Program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
"Coklat diambil dari petani di Blitar dan sekitar Jawa Timur, kemudian hasil produksinya dipasarkan di dalam negeri. Dengan rekam jejak ini, kami mendorong produsen coklat di Blitar untuk menggiatkan pasar ekspor," ujar Budi dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Saat mengunjungi Kampung Coklat di Blitar, Jawa Timur, Selasa, Budi menyebut sejumlah peluang yang bisa didapat oleh produsen coklat lokal apabila memanfaatkan UMKM BISA Ekspor.
Selain membuka pasar ekspor bagi coklat lokal, UMKM BISA Ekspor juga dapat mengoptimalkan upaya hilirisasi coklat, sehingga Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk coklat jadi alih-alih ekspor bahan baku.
"Kami ingin coklat yang beredar di pasar global benar-benar datang dari negara produsen coklat. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi eksportir bahan baku dan pasar produk coklat yang sudah jadi," kata Budi.
Kampung Coklat telah beberapa kali ikut serta dalam program pengembangan kapasitas pelaku usaha untuk keperluan ekspor.
Kampung Coklat termasuk salah satu perusahaan yang difasilitasi Kemendag untuk mendapatkan sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) pada 2024.
Pada tahun tersebut, peminat fasilitasi HACCP mencapai 500 perusahaan. Selain itu, Kampung Coklat merupakan salah satu peserta dalam New Export Breakthrough (NEXT) Kemendag 2024.
Program tersebut merupakan kerja sama Kemendag dengan Business & Export Development Organization (BEDO). Program ini terdiri atas pendampingan ekspor secara daring dan tatap muka selama satu tahun untuk perusahaan terpilih di sektor perkebunan.
Pada 2024, negara tujuan ekspor kakao dan produk kakao Indonesia meliputi India, Amerika Serikat, Malaysia, Tiongkok, dan Estonia.
Selain dorongan untuk merambah pasar ekspor, Mendag juga mendorong perluasan akses pasar domestik untuk produk-produk coklat lokal. Caranya, dengan memperkuat kemitraan antara produsen coklat dan jaringan ritel.
Diharapkan kemitraan tersebut mampu memperluas
pemasaran produk coklat di tingkat domestik sehingga makin
dikenal masyarakat.
"Kami lihat, Kampung Coklat sudah bermitra dengan ritel-ritel lokal di Jawa Timur. Kami harap, pemasaran semakin meluas ke berbagai ritel di seluruh Indonesia. Sehingga, produk-produk coklat Blitar juga dapat ditemui di berbagai swalayan dan minimarket di semua kota di Indonesia," ucap Budi.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025