Dinamika Agensi Digital dan Media Lokal di Era Perubahan Konsumen

Dinamika Agensi Digital dan Media Lokal di Era Perubahan Konsumen. ????CEO Volare Advertising Network, Pradhana Harsaputera Sidharta, mengungkap tantangan terbaru bagi agensi dan media lokal dalam menghadapi perubahan audien dan strategi digital. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Dinamika Agensi Digital dan Media Lokal di Era Perubahan Konsumen

Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki sesi ketiga Local Media Community (LMC) 2025, CEO Volare Advertising Network, Pradhana Harsaputera Sidharta, menyoroti tantangan terkini yang dihadapi agensi serta media online, baik yang berskala nasional maupun lokal. Dalam diskusi ini, ia menekankan betapa pesatnya perubahan perilaku klien dan audien dalam menentukan strategi pemasukan media.

Menurut Pradhana, dinamika pasar saat ini sangat dipengaruhi oleh preferensi audien. Produk, layanan, dan strategi pemasaran harus selalu beradaptasi mengikuti keinginan konsumen, baik dalam konteks media massa, media sosial, maupun media komunitas.

“Setiap hari konsumen kami mengalami perubahan. Kenapa klien menuju ke digital? Karena perkembangan dari era itu sendiri, terlebih lagi setiap era ikut berubah,” ujar Pradhana, Selasa (4/2/2025).

Sebagai pelaku di industri agensi, Pradhana mengungkap bahwa perubahan tren terjadi begitu cepat. Salah satu contoh nyata adalah dampak konser Coldplay di Jakarta terhadap strategi pemasaran digital. Fenomena ini menunjukkan bagaimana tren global bisa memengaruhi strategi pemasaran lokal.

“Seperti contohnya ada konser musik Coldplay di Jakarta, cukup berpengaruh. Beberapa menit produk di Malaysia menggunakan lirik dari lagu Coldplay membuat viral unggahan mereka. Bahkan, sebuah produk pengaman menggunakan gambar Coldplay, hingga Idul Adha menggunakan model senada dengan Coldplay,” terangnya.

Peran agensi periklanan kini semakin kompleks. Jika dulu cukup dengan menyebarkan iklan secara luas dan berharap pesan sampai ke audien, kini strategi pemasaran harus lebih terarah dan spesifik sesuai preferensi masing-masing generasi. Generasi Boomer, Milenial, Gen Z, dan Gen Alpha memiliki pola konsumsi konten yang berbeda.

“Audien juga mengalami perubahan. Kita selalu mengalami new advertising channel, salah satunya shop commerce strategi, agency membuat short video agency karena audience menonton hal itu saja, makin ke sini brand besar mulai meninggalkan e-commerce player dan mereka buat sendiri,” ucapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa platform seperti TikTok kini menjadi rujukan utama bagi Generasi Z dalam mencari informasi.

“40 persen GenZ melakukan search di TikTok. Tiap bulan agency me-refresh channel, tiap bulan mencari ide untuk beradaptasi dengan audiens, agency juga membuat iklan se shuttle mungkin dengan beradaptasi dengan konsumen. Hal itulah yang saat ini membuat agency bekerja keras dan memutar otak,” imbuhnya.

Namun, di tengah pergeseran tren ini, media lokal tetap memiliki peluang besar. Dengan memperkuat komunitas lokal, media dapat menjadi jembatan antara produk dan konsumen yang lebih spesifik.

“Semua informasi yang bersifat community, membuat banyak brand-brand yang masih mencari. Mas Pradana saya kalau misalkan pengen nyari ibu-ibu yang sukanya memasak gimana? Ya memerkuat lebih ke memasak di daerah Surabaya itu apa aja. Setiap demografi sedikit-cepat karena memang secara kalau kita ngomongin semua, kami lihat jika memang hal-hal itu dikawinkan dengan sebuah konten media yang kebetulan akan memperkuat, jadi kalau mau ngomong jika ingin memanfaatkan untuk teman-teman komunitas-komunitas itu,” jelasnya.

Selain itu, media online juga perlu membangun kehadiran yang kuat di media sosial guna meningkatkan visibilitas dan daya tarik bagi para pengiklan.

“Mereka (produk) saat ini lebih mencari media-media yang cukup besar, misalkan memang ada kesempatan dari media lokal membuat new distribution channel membuat new channel untuk pengembangan media untuk mendapatkan, adalah memperkuat melalui sosial medianya masing-masing,” bebernya. [beq]