Kontroversi Serangga di Program Makan Bergizi Gratis: Inovasi atau Tantangan?
Kontroversi Serangga di Program Makan Bergizi Gratis: Inovasi atau Tantangan?. ????- Usulan pemanfaatan serangga sebagai menu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memunculkan perdebatan publik, terutama mengenai penerimaan masyarakat terhadap konsumsi serangga. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
![Kontroversi Serangga di Program Makan Bergizi Gratis: Inovasi atau Tantangan?](https://beritajatim.com/wp-content/uploads/2025/02/1738049420_5b7da80f74c45f4655bc.jpg)
Surabaya (beritajatim.com) – Usulan pemanfaatan serangga sebagai menu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memunculkan perdebatan publik, terutama mengenai penerimaan masyarakat terhadap konsumsi serangga.
Dosen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Lailatul Muniroh, mengungkapkan bahwa meskipun serangga kaya akan kandungan gizi, tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah perubahan persepsi masyarakat yang belum terbiasa mengonsumsinya.
Menurutnya, banyak orang Indonesia yang belum terbiasa mengonsumsi serangga, meskipun di beberapa daerah hal ini sudah menjadi bagian dari pola makan sehari-hari. Penerimaan serangga sebagai makanan juga dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan budaya.
“Di Indonesia, konsumsi serangga sebagai makanan masih belum umum, meskipun ada beberapa daerah yang sudah terbiasa,” kata Laila, Jumat (7/2/2025).
Laila berharap pemerintah dapat menyusun regulasi yang jelas mengenai konsumsi serangga. Termasuk juga mengedukasi masyarakat tentang manfaatnya, serta berinovasi dalam mengembangkan produk berbasis serangga.
Selain itu, mendukung ekosistem budi daya serangga skala UMKM juga dapat membantu penyediaan bahan baku yang berkelanjutan. “Jangan sampai program MBG ini hanya sekadar menjalankan program, tanpa ada niatan memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Jangan sampai program MBG ini hanya sekdar program bagi-bagi makanan,” ujarnya.
Kandungan Gizi Serangga
Dari sisi gizi, Laila menyebutkan bahwa per 100 gram serangga mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi atau ayam. Serangga juga kaya akan asam amino esensial serta asam lemak tak jenuh seperti omega 3 dan omega 6.
Namun, untuk memenuhi kebutuhan protein yang cukup, jumlah konsumsi serangga perlu dalam porsi yang besar. Laila menekankan pentingnya inovasi dalam pengolahan serangga, seperti menjadikannya tepung protein yang bisa diolah menjadi berbagai produk makanan, untuk meningkatkan penerimaan masyarakat.
Keamanan Pangan dan Regulasi
Terkait aspek keamanan pangan, Laila mengingatkan bahwa undang-undang pangan di Indonesia belum memberikan penjelasan rinci tentang serangga sebagai bahan makanan.[
irp posts=”1309782″ ]
Meskipun demikian, ada regulasi yang mengatur standar keamanan pangan, seperti Peraturan Kepala BPOM No. 13 Tahun 2016 tentang pangan olahan yang mengandung bahan pangan baru. Sebelum dipasarkan, produk berbasis serangga perlu melalui evaluasi oleh BPOM. [ipl/aje]