PBB: 565 ribu lebih orang menyeberang ke Gaza Utara dalam sepekan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa sudah lebih dari 565 ribu orang menyeberang ke Gaza Utara dari Gaza ...
Hamilton, Kanada (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa sudah lebih dari 565 ribu orang menyeberang ke Gaza Utara dari Gaza Selatan sejak 27 Januari lalu.
Selain itu, data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menunjukkan 45 ribu orang "berpindah dari Gaza Utara ke Gaza Selatan," ungkap Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam konferensi pers, Selasa (4/2).
Dujarric mengatakan, PBB dan mitra-mitranya "tengah bekerja untuk memitigasi dampak kehancuran yang luas pada infrastruktur air dan sanitasi kritis yang terjadi di seluruh Jalur Gaza."
Terkait rencana Presiden Donald Trump menarik keanggotaan Amerika Serikat dari Dewan HAM PBB dan memblokir pendanaan bagi badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, jubir PBB berkata, "Kami akan melihat apa yang ditandatangani."
"AS akan melaksanakan keputusan yang dibuatnya. Keputusan tersebut tak berdampak pada posisi kami mengenai pentingnya Dewan HAM PBB," kata Dujarric.
Keputusan AS tersebut tak akan mengubah komitmen PBB "untuk terus mendukung UNRWA dan kerjanya untuk menyediakan layanan penting bagi rakyat Palestina di bawah yurisdiksi dan mandatnya," ucap jubir PBB.
Baca juga:
Pendanaan AS kepada UNRWA ditangguhkan sejak 2024 di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden menyusul tuduhan Israel bahwa 12 dari ribuan staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Sedikitnya 16 negara, termasuk AS, menangguhkan pendanaan kepada UNRWA serta pemberian bantuan bagi warga Gaza yang kelaparan di tengah penyelidikan terhadap klaim Israel itu.
Sebagian besar donor utama UNRWA pun mencabut penangguhan pendanaan kepada badan tersebut usai kajian independen terhadap UNRWA tak mendapati bukti kredibel dari Israel untuk mendukung klaimnya.
UNRWA didirikan oleh Majelis Umum PBB lebih dari tujuh dekade yang lalu untuk membantu warga Palestina yang terusir dari tanah airnya.
Namun, Israel menginstruksikan UNRWA menghentikan semua operasinya di Yerusalem Timur menyusul surat dari perwakilan Israel ke PBB, Danny Danon, kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada 24 Januari lalu.
Instruksi tersebut dikeluarkan di tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan komunitas internasional usai sejumlah badan PBB menyatakan kekhawatirannya terhadap pemburukan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Menyusul instruksi tersebut, UNRWA pun mengosongkan markasnya di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, yang telah digunakannya sejak 1951.
UNRWA juga terpaksa mengosongkan sebuah klinik di Kota Tua Yerusalem serta sejumlah sekolah, termasuk sebuah pusat pelatihan kejuruan.
Sumber: Anadolu
Baca juga:
Baca juga:
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025