Pemandian Tasnan Bondowoso: Jejak Kolonial yang Tetap Asri dalam Balutan Alam
Pemandian Tasnan Bondowoso: Jejak Kolonial yang Tetap Asri dalam Balutan Alam. ????Bondowoso (beritajatim.com) – Hawa sejuk langsung terasa saat memasuki kawasan Pemandian Tasnan di Desa Taman, Kecamatan Grujugan, Bondowoso. Pepohonan tinggi menjulang di sekitar area pemandian, memberikan keteduhan alami yang menyambut setiap pengunjung. Gemericik air jernih yang mengalir dari sumber mata air pegunungan menambah nuansa alami tempat ini, menjadikannya destinasi wisata yang sempurna untuk melepas penat. [...] -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Bondowoso () – Hawa sejuk langsung terasa saat memasuki kawasan Pemandian Tasnan di Desa Taman, Kecamatan Grujugan, Bondowoso. Pepohonan tinggi menjulang di sekitar area pemandian, memberikan keteduhan alami yang menyambut setiap pengunjung.
Gemericik air jernih yang mengalir dari sumber mata air pegunungan menambah nuansa alami tempat ini, menjadikannya destinasi wisata yang sempurna untuk melepas penat.
Saya mengunjungi langsung Pemandian Tasnan pada Selasa (4/2/2025) untuk melihat bagaimana kawasan wisata ini tetap bertahan dengan keasriannya.
Tempat ini tidak hanya menawarkan kesejukan alam, tetapi juga menyimpan jejak sejarah kolonial yang masih terasa hingga kini.
Jejak Sejarah Kolonial di Tasnan
Pemandian Tasnan bukan sekadar tempat wisata biasa. Berdasarkan dokumen dari National Museum of World Culture, pemandian ini telah ada sejak era kolonial Belanda.
Dalam arsip foto yang diambil antara tahun 1927–1929, terdapat gambar dengan judul “De glijbaan en badkamers bij het zwembad van Tasman in de omgeving van Bondowoso op Oost-Java.”
Foto ini menunjukkan keberadaan fasilitas seperti seluncuran air dan kamar mandi di sekitar kolam renang Tasnan, menandakan bahwa tempat ini telah menjadi tempat rekreasi sejak masa penjajahan.
Sejak saat itu, Pemandian Tasnan terus berkembang. Meski mengalami beberapa renovasi, struktur dan nuansa kolonialnya tetap dipertahankan.
Bangunan-bangunan tua serta tata letak kolam yang masih asli membuat wisatawan seolah dibawa kembali ke masa lalu.
Menurut Hendra Yudho, bagian operasional manajemen Pemandian Tasnan, pelestarian sejarah menjadi bagian penting dalam pengelolaan tempat ini.
“Kami tetap menjaga keaslian lingkungan, termasuk mempertahankan pepohonan tua seperti kayu balsem yang sudah ada sejak zaman Belanda. Selain itu, kami memastikan mata air tetap jernih dan alami, sehingga pengunjung bisa merasakan kesegaran air murni langsung dari sumbernya,” ujarnya saat ditemui BeritaJatim.com di lokasi.
Kesegaran Air Pegunungan yang Alami
Daya tarik utama Pemandian Tasnan adalah kolam renangnya yang menggunakan air alami langsung dari sumber mata air.
Tidak seperti kolam renang buatan yang menggunakan bahan kimia untuk menjaga kejernihan air. Tasnan tetap mengandalkan aliran alami, membuat airnya lebih segar dan lebih sehat bagi tubuh.
“Di Bondowoso, hanya di sini yang masih menggunakan air langsung dari sumber pegunungan. Itu sebabnya wisatawan selalu kembali ke sini, karena merasakan perbedaannya,” kata Hendra.
Kolam utama memiliki beragam kedalaman, mulai dari 90 cm, 100 cm, 120 cm, hingga 250 cm untuk perenang yang lebih berpengalaman.
Sementara itu, bagi anak-anak, tersedia kolam khusus dengan kedalaman 50 cm hingga 60 cm, sehingga lebih aman untuk bermain air.
Saya mencoba berenang di salah satu kolamnya. Sensasi dingin dan segar langsung terasa, memberikan efek relaksasi yang alami. Jika saya menikmati berenang, pengunjung lain duduk di tepi kolam menikmati suasana yang tenang.
Wahana dan Aktivitas Alam
Seiring dengan berkembangnya tren wisata alam, Pemandian Tasnan kini tidak hanya menawarkan wisata air, tetapi juga berbagai aktivitas alam. Bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana lebih lama, tersedia area camping dengan tarif yang sangat terjangkau.
Untuk kelompok camping, biaya paket hemat yang dikenakan hanya Rp 50 ribu per tenda. Maksimal berisi 3 orang. Fasilitas yang diterima pengunjung mulai dari tenda, mamin selamat datang, peralatan masak dan matras.
Apabila pengunjung mau paket lengkap, cukup Rp 65 ribu. Fasilitas tambahan yang didapat berupa bahan masakan/Bakaran dan sleeping bed.
Akses Mudah dan Tiket Terjangkau
Selain keindahannya, daya tarik lain dari Pemandian Tasnan adalah aksesnya yang mudah. Lokasi ini hanya berjarak 6,9 kilometer dari pusat kota Bondowoso, dengan waktu tempuh sekitar 20 menit menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Harga tiket masuk juga sangat terjangkau, yaitu Rp 10 ribu untuk hari biasa (Senin–Jumat) dan Rp 12 ribu saat akhir pekan dan hari libur. Dengan harga yang murah, wisatawan bisa menikmati suasana alam yang menenangkan serta berbagai fasilitas yang disediakan.
Antara Wisata dan Konservasi Air
Menariknya, Pemandian Tasnan tidak hanya berfungsi sebagai tempat wisata, tetapi juga berperan dalam ekosistem air bagi masyarakat sekitar. Air yang mengalir dari kolam tidak langsung dibuang, tetapi dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari.
“Ini yang membuat Tasnan berbeda. Selain sebagai tempat rekreasi, tempat ini juga ikut menjaga keseimbangan lingkungan dan keberlangsungan sumber daya air bagi masyarakat,” jelas Hendra.
Wisata Sejarah, Alam, dan Relaksasi dalam Satu Tempat
Dengan perpaduan nuansa kolonial, keindahan alam, dan kesejukan air pegunungan, Pemandian Tasnan menjadi destinasi wisata yang lengkap di Bondowoso.
Tidak hanya menyajikan pengalaman berenang yang unik dengan air alami, tetapi juga menawarkan berbagai aktivitas petualangan dan wisata sejarah.
Bagi siapa saja yang ingin menikmati suasana alami dengan sentuhan sejarah kolonial, mungkin Tasnan adalah pilihan yang tepat.
Dengan tiket yang terjangkau, akses yang mudah, serta beragam aktivitas menarik, tempat ini layak menjadi destinasi utama bagi wisatawan lokal maupun luar daerah yang berkunjung ke Bondowoso. [awi/aje]