Peneliti Jepang puji program MBG tak bebankan biaya ke orang tua murid

Profesor dari Kanagawa Institute of Technology Prof. Naomi Aiba memuji program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ...

Peneliti Jepang puji program MBG tak bebankan biaya ke orang tua murid

Jakarta (ANTARA) - Profesor dari Kanagawa Institute of Technology Prof. Naomi Aiba memuji program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia karena tidak membebankan biaya makan pada orang tua murid.

“Kalau dibandingkan Jepang, sebenarnya Indonesia lebih hebat karena (menyediakan) free meal. Di Jepang sendiri ini masih harus bayar,” kata Aiba dalam seminar ilmiah di Jakarta, Kamis.

Aiba menyebut sampai hari ini Pemerintah Jepang masih membebankan biaya kepada orang tua siswa, khususnya yang duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah.

Baca juga:

Orang tua harus membayar sekitar 250 Yen atau sekitar Rp24.400 ribu per makanan per siswa.

Pemerintahnya sendiri masih melakukan negoisasi lebih lanjut untuk menentukan apakah program makan akan digratiskan seperti halnya di Indonesia di masa depan.

“Sebenarnya di Jepang sendiri, masih ada beberapa daerah yang pemerintahnya menyediakan makan siang yang gratis. Tapi di Jepang sendiri belum merata, masih hanya daerah-daerah tertentu,” ujar peneliti di Institut Kesehatan dan Gizi Nasional Jepang itu.

Ia melanjutkan program makan siang bersama yang dijalankan mulai diberlakukan secara serentak semenjak Pemerintah Jepang mendapatkan bantuan dari UNICEF untuk menyusun kebijakan yang tepat.

Baca juga:

“Tapi kalau Jepang dimulai dari jaman dulu step-by-step dan ada terhenti pada saat terjadi makan siang di Jepang. Jadi, setelah perang baru setelah itu terjadi undang-undang yang dibuat setelah adanya bantuan UNICEF,” ujar Aiba.

Pemerintah secara resmi memulai program Makan Bergizi Gratis di sejumlah wilayah Indonesia pada Senin (6/1).

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan RI Hasan Nasbi menyatakan pihaknya berharap target 937 dapur MBG dapat tercapai pada akhir Januari 2025, dan hingga akhir 2025 dengan target 5.000 dapur MBG mampu melayani hingga 20 juta penerima manfaat, mulai dari peserta didik tingkat PAUD-SMA, balita, ibu hamil, hingga ibu menyusui.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025