PTFI kirim emas batangan perdana senilai Rp207 miliar ke ANTAM
PT Freeport Indonesia (PTFI) mengirimkan emas batangan perdana dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter ...
PT Freeport Indonesia menjadi perusahaan tambang tembaga terintegrasi hulu hilir pertama yang memurnikan lumpur anoda menjadi emas batangan murni
Timika (ANTARA) - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengirimkan emas batangan perdana dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke PT Aneka Tambang Tbk di Pulogadung Jakarta sebanyak 125 kilogram atau senilai Rp207 miliar dengan kadar kemurnian 99,99 persen.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dalam siaran pers di Timika, Kamis, mengatakan Pengiriman emas batangan perdana PTFI ke PT Antam merupakan langkah penting dalam upaya hilirisasi emas di Indonesia di mana ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memaksimalkan nilai tambah sumber daya alam dan mewujudkan Indonesia emas 2045.
"PT Freeport Indonesia menjadi perusahaan tambang tembaga terintegrasi hulu hilir pertama yang memurnikan lumpur anoda menjadi emas batangan murni," katanya.
Menurut Tony, insiden yang terjadi di salah satu fasilitas
kompleks Smelter PTFI tidak
membuat perusahaan berhenti untuk menjalankan komitmen
perusahaan untuk hilirisasi pertambangan.
"Pembangunan Precious Metal Refinery (PMR) telah selesai dan memproduksi emas murni merupakan bukti keseriusan PTFI dalam menjalankan hilirisasi," ujarnya.
Dia menjelaskan, PTFI berhasil memproses sekitar 12,56 ton lumpur anoda dari PT Smelting dan dari proses tersebut dihasilkan emas batangan 189 kilogram di mana 125 kilogram fine gold purity 99,99 persen sementara 64 kilogram masih akan di casting ulang agar memenuhi standar fine gold purity.
Dia menambahkan, sebagai perusahaan yang memiliki pengolahan dan pemurnian terintegrasi dalam negeri mulai hulu hingga hilir, PTFI telah mewujudkan hilirisasi tembaga dan saat ini hilirisasi emas dan dalam waktu dekat akan menyusul hilirisasi perak.
"PMR PTFI menjadi salah satu produsen emas murni batangan di Indonesia dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun serta platinum group metals yaitu 30 kilogram platinum, 375 kilogram paladium," katanya lagi.
Dia mengatakan melalui kemitraan strategis, PTFI dan Antam berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam membangun industri pertambangan nasional yang berdaya saing.
"Hilirisasi dalam negeri menjadi
kunci untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar sehingga
dapat mempercepat
terwujudnya visi Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Antam Nico Kanter mengatakan kolaborasi PTFI dengan Antam merupakan bukti nyata komitmen dalam mengembangkan industri pengolahan mineral di Indonesia dan meningkatkan daya saing di pasar global.
"Sinergi antara PTFI dengan Antam merupakan langkah penting dalam mewujudkan kemandirian Indonesia di sektor pertambangan," katanya.
Dia menambahkan langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah
untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor dan mendorong
penggunaan produk
dalam negeri.
"Sinergi penyerapan emas dari PTFI ini merupakan komitmen Antam
dalam memperkuat bisnis emas logam mulia guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam
berinvestasi emas dan dengan penguatan pengadaan bahan baku
domestik, perusahaan juga dapat menurunkan ketergantungan
terhadap impor," ujarnya.
Pada November 2024, PTFI dan Antam menandatangani perjanjian jual beli emas dengan kadar kemurnian 99,99 persen di mana penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) YuliotTanjung.
Dalam perjanjian bisnis tersebut, Antam akan membeli sebanyak 30 ton emas batangan per tahun dengan kemurnian 99,99 persen dari PTFI. Bahan baku emas dari PTFI kemudian akan diolah Antam di Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia untuk menjadi produk logam mulia Antam.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Ardiles Leloltery
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025