Riau Jadi Percontohan Tumpang Sari Jagung dan Cabai
REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan Provinsi Riau menjadi daerah percontohan terbaik dalam program tumpang sari jagung dan cabai di lahan perkebunan sawit. Hal ini disampaikan Wamentan...
REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan Provinsi Riau menjadi daerah percontohan terbaik dalam program dan cabai di lahan perkebunan sawit. Hal ini disampaikan saat melakukan kunjungan kerja bersama Pemuda Tani Indonesia di Kecamatan Rumbai Pesisi, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada Senin (3/2/2025).
Menurutnya, Riau memiliki potensi besar untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan, terutama komoditas jagung. Sudaryono mengungkapkan, pemerintah telah mencanangkan target seluas 1,2 juta hektare untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
"Riau ini termasuk salah satu yang ditarget besar karena lahan sawitnya juga besar, perkebunannya juga besar. Sehingga peremajaan sawit itu diharapkan nanti ada tumpang sari dengan jagung dan juga dengan cabai,” ujar dia dalam keterangan resmi Kementan, dikutip pada Selasa (4/2/2025).
Sudaryono menegaskan komoditas pertanian di Indonesia, terutama jagung, cabai, dan padi gogo, terus berkembang pesat di berbagai daerah Indonesia. Ia optimistis target produksi 1,2 juta ton jagung dapat tercapai dalam waktu dekat. Pasalnya, kini pemerintah terus menggenjot produksi jagung dengan melibatkan berbagai unsur, salah satunya Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
“Saya kira tumpang sari itu salah satu langkah yang sangat bagus dan kita lihat seluruh Indonesia sekarang sedang bergeliat semua untuk menanam jagung. Mereka berlomba-lomba meningkatkan produksi. Bahkan dari kepolisian juga punya peran yang sangat besar dalam kaitannya swasembada jagung ke depan,” kata Sudaryono.
Dengan luas lahan sawit yang besar di Riau, Wamentan berharap tumpang sari jagung dan cabai dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus mengoptimalkan penggunaan lahan yang ada. Pemerintah bertekad untuk tidak mengimpor jagung pada tahun 2025, dengan mengandalkan peningkatan produksi dalam negeri.
“Presiden sudah menargetkan tidak impor jagung di tahun 2025. Dengan tumpang sari, kita bisa memanfaatkan umur sawit yang sudah ada dan menghasilkan tanaman lain seperti jagung dan cabai,” ujar Sudaryono.
Pj Gubernur Riau, Rahman Hadi, menyambut baik perhatian yang diberikan oleh Wamentan terhadap peningkatan produksi jagung dan cabai di daerahnya. Ia mengungkapkan Provinsi Riau memiliki potensi yang sangat besar dalam mendukung produksi pangan nasional.
“Kami menyampaikan terimakasih atas perhatian Wamentan terhadap peningkatan produksi di daerah kami. Perlu diketahui, Provinsi Riau memang memiliki potensi yang sangat besar dalam mendukung produksi nasional,” kata Rahman.
Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia, Soeroyo juga menyatakan komitmennya untuk mendukung Polri dalam menjalankan program pemerintah yakni penanaman jagung dan padi dengan menargetkan 50 ribu hektar lahan. “Dan 50 ribu lainnya untuk padi dalam mendukung target Polri 2 juta hektare yang telah kita targetkan. Kami yakin, dengan kerja sama yang solid, target ini bisa tercapai dalam waktu cepat dan singkat,” ungkapnya.
Dengan adanya program tumpang sari ini, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Riau. Program tersebut mengoptimalkan penggunaan lahan perkebunan sawit, serta mendukung pencapaian swasembada pangan di Indonesia.