Aga Khan IV, Miliarder Keturunan Nabi Muhammad Dimakamkan di Mesir
Aga Khan IV adalah pemimpin spiritual komunitas Muslim Syiah Ismailiyah. Ia wafar di usia 88 tahun, disebut sebagai keturunan Nabi Muhammad.
![Aga Khan IV, Miliarder Keturunan Nabi Muhammad Dimakamkan di Mesir](https://statik.tempo.co/data/2025/02/07/id_1375511/1375511_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Karim Al-Hussaini IV, yang meninggal pada Selasa di Lisbon, akan dimakamkan di Mesir pada Minggu, menurut Imamah Ismailiyah. Hampir tujuh dekade Aga Khan IV menjadi pemimpin spiritual komunitas Muslim Ismaili, cabang Islam .
Dilansir dari Reuters, setelah upacara pemakaman di Pusat Ismaili di ibu kota Portugal pada Sabtu, yang akan dihadiri oleh para pemimpin masyarakat, anggota pemerintah Portugal dan pejabat asing - Aga Khan IV akan dimakamkan dalam upacara pemakaman pribadi di Aswan, Mesir pada hari Minggu.
Dikenal karena kekayaan dan karya pembangunannya di seluruh dunia melalui Jaringan Pembangunan Aga Khan, Pangeran Karim meninggal di Lisbon, pusat Imamah Ismailiyah, pada usia 88 tahun pada hari Selasa. Putranya, Pangeran Rahim Al-Hussaini dinobatkan sebagai Imam turun-temurun ke-50, atau pemimpin spiritual, pada hari Rabu, sesuai dengan wasiat ayahnya.
Sebagai Aga Khan, yang berasal dari kata Turki dan Persia yang berarti panglima tertinggi, ia diyakini oleh kaum Ismailiyah sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad. Ia keturunan Nabi Muhammad melalui sepupu dan menantu nabi, Ali, Imam pertama, dan istrinya Fatima, putri Nabi.
Komunitas Ismailiyah di dunia, cabang Islam Syiah, terdiri dari sekitar 15 juta orang yang tinggal di Asia Tengah, Timur Tengah, Asia Selatan, Afrika sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara. Didirikan pada tahun 1967, kelompok lembaga pembangunan internasional AKDN mempekerjakan 80.000 orang untuk membantu membangun sekolah dan rumah sakit serta menyediakan listrik bagi jutaan orang di wilayah termiskin di Afrika dan Asia.
Aga Khan IV juga meneruskan tradisi lama keluarganya dalam bidang balap dan pengembangbiakan kuda ras murni. Kandang dan penunggangnya, yang mengenakan corak sutra hijau zamrud, menikmati kesuksesan besar di ajang balap kuda internasional papan atas.
Ia tinggal lama di Prancis dan telah tinggal di Portugal dalam beberapa tahun terakhir. Jaringan pengembangan dan yayasannya berpusat di Swiss. Aga Khan IV meninggalkan tiga putra dan seorang putri serta beberapa cucu.
Lahir pada tanggal 13 Desember 1936 di Jenewa, ia menghabiskan masa kecilnya di Nairobi, Kenya. Aga Khan IV kemudian kembali ke Swiss, bersekolah di Le Rosey School yang eksklusif sebelum pergi ke Amerika Serikat untuk belajar sejarah Islam di Harvard.
Ketika kakeknya Sir Sultan Mahomed Shah Aga Khan meninggal pada tahun 1957, ia menjadi imam Muslim Ismaili, cabang Islam Syiah, pada usia 20 tahun.
Aga Khan adalah pembela budaya dan nilai-nilai Islam dan secara luas dianggap sebagai pembangun jembatan antara masyarakat Muslim dan Barat meskipun ia enggan terlibat dengan politik. Miliarder ini juga menikmati gaya hidup mewah, yang ditandai dengan jet pribadi, superyacht, dan pulau pribadi di Bahama. Ia memegang kewarganegaraan Inggris, Prancis, Swiss, dan Portugis.
Jaringan Pembangunan Aga Khan, organisasi filantropi utamanya, terutama menangani bidang perawatan kesehatan, perumahan, pendidikan, dan pengembangan ekonomi pedesaan. Lembaga ini mengklaim beroperasi di lebih dari 30 negara, mempekerjakan 96.000 orang, dan memiliki anggaran tahunan sekitar US$ 1 miliar untuk kegiatan pembangunan.