China Relokasi Pabrik ke Indonesia Imbas Kebijakan Donald Trump, Ancaman atau Peluang?
Kebijakan tarif AS tersebut selama periode pertama pemerintahan Trump pada tahun 2019 lalu memicu perang dagang antara dua negara raksasa dunia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan pengenaan tarif impor jilid dua yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bakal kembali menggebuk ekonomi China. Produk-produk asal China bakal dikenakan tarif impor 10 persen.
Baca juga:
Kebijakan tarif AS tersebut selama periode pertama pemerintahan Trump pada tahun 2019 lalu memicu antara dua negara ekonomi raksasa dunia tersebut.
Potensi antara AS dan bakal kembali terjadi. Perdagangan memang menjadi alat tawar menawar yang ampuh bagi Barat yang merasa was was akan ambisi dari .
China pun tidak akan tinggal diam. Kemungkinan akan banyak perusahaan dari merelokasi pabriknya ke negara-negara yang tidak dikenakan tarif, salah satunya ke termasuk Indonesia.
Wakil Menteri Perindustrian(Wamenperin) beberapa waktu lalu sempat meminta pengelola kawasan industri di agar bersiap menyambut peluang jika terjadi relokasi pabrik dari ke Indonesia.
Menurut Wamenperin, Indonesia dipandang sebagai negara yang memiliki stabilitas ekonomi, serta strategis lokasinya sebagai tujuan investasi atau relokasi pabrik.
Baca juga:
Apalagi, berbagai kawasan industri yang berada di KEK Batam cukup siap apabila tren relokasi itu nantinya terjadi.
"Ada beberapa sektor yang memiliki niat untuk relokasi. Oleh karena itu, persiapan dari masing-masing kawasan industri menjadi sangat penting. Selain elektronik, ada juga tekstil, alas kaki, dan otomotif yang rupanya melihat bahwa semakin sulit peluang untuk ekspor dari RRT langsung ke AS," ujarnya.
Selain Batam, kawasan industri di juga dinilai strategis untuk relokasi pabrik ke Indonesia. Setelah , wilayah seperti Subang, Jawa Tengah, Surabaya juga memiliki potensi yang cukup baik untuk perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan relokasi pabriknya.
"Seperti di Jawa Tengah, untuk wilayah Semarang dan , diketahui juga sudah ada investasi pabrik untuk industri garmen, tekstil, dan industri padat karya lainnya," ujar Director Industrial & Logistics Services Colliers Indonesia Rivan Munansa dikutip dari Kontan.
Rivan memberikan contoh, saat ini terlihat juga ada minat dari perusahaan yang bergerak dalam bidang motor listrik di wilayah ini. Sedangkan untuk wilayah lain, seperti Brebes dan Tegal, Jawa Tengah diproyeksi sebagai salah satu daerah berpotensi dari perluasan untuk perusahaan dengan bidang usaha padat karya.
Baca juga:
"Bagi perusahaan dengan bidang usaha seperti electric vehicle (EV) bisa melirik wilayah Subang, sedangkan perusahaan yang bergerak di bidang fast-moving consumer goods (FMCG) mempertimbangkan wilayah Surabaya," pungkasnya.
Ancaman atau Peluang
Rencana relokasi pabrik ke Indonesia dianggap seperti durian runtuh bagi Indonesia. Anggota (DEN), mengatakan ada peluang yang bisa dimanfaatkan pemerintah Indonesia terkait relokasi itu.