Inflasi AS Melonjak, Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Meredup
Harapan untuk pemangkasan suku bunga AS meredup karena data inflasi terbaru negara tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan.
![Inflasi AS Melonjak, Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Meredup](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2022/07/27/2022_07_27-14_52_07_c5da992cea64f57d517c281df5b76de6_960x640_thumb.jpg)
Harapan untuk pemangkasan suku bunga AS meredup karena data inflasi terbaru negara tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan. Ketua Bank Sentral AS atau The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa kondisi ini belum memadai untuk penurunan suku bunga.
"Bank sentral telah membuat kemajuan besarpada inflasi dari puncak siklusnya tetapi kami belum sampai di sana," kata Powell di hadapan Komite Layanan Keuangan DPR pada Rabu (12/2), dikutip dari CNBC.
"Jadi kami ingin mempertahankan kebijakan yang ketat untuk saat ini," kata Powell.
Pemangkasan suku bunga Federal Reserve tidak akan terjadi hingga setidaknya September. Pasar berjangka bergeser dari ekspektasi pemangkasan pada bulan Juni menjadi tidak ada pergerakan hingga musim gugur, dengan peluang minimal untuk tindak lanjut sebelum akhir tahun 2025.
"The Fed akan melihat angka inflasi tinggi bulan Januari sebagai konfirmasi bahwa tekanan harga terus menggelembung di bawah permukaan ekonomi," tulis Kepala Ekonom di Comerica, Bill Adams.
"Itu akan memperkuat kecenderungan The Fed untuk setidaknya memperlambat dan bahkan mungkin mengakhiri pemangkasan suku bunga pada 2025," ujarnya lagi.
Optimisme yang berkurang terhadap pelonggaran kebijakan Fed muncul setelah laporan indeks harga konsumen bulan Januari menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,5%, yang mendorong tingkat inflasi tahunan menjadi 3%. Angka terebut sedikit lebih tinggi dari Desember dan hanya sedikit lebih rendah dari angka 3,1% pada Januari 2024.
Inflasi inti yang tidak termasuk makanan dan energi, bahkan lebih buruk sebesar 3,3%. Ini jauh di atas target inflasi The Fed sebesar 2%. Inflasi meredupkan harapan bahwa bank sentral akan melihat pelonggaran kebijakan lebih lanjut sebagai hal yang tepat setelah memangkas satu poin persentase penuh dari suku bunga pinjaman jangka pendek acuannya pada tahun 2024.
Masalah yang diangkat dalam laporan CPI tidak terjadi secara terpisah. Para pembuat kebijakan juga mengamati kebijakan perdagangan Gedung Putih, dengan Presiden Donald Trump mendorong tarif agresif yang juga dapat meningkatkan harga dan mempersulit keinginan Fed untuk mencapai tujuannya.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa ini adalah laporan yang menarik dan dengan adanya potensi tarif yang dapat meningkatkan risiko inflasi, pasar tentu saja berpandangan bahwa Federal Reserve akan merasa kesulitan untuk membenarkan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat," kata James Knightley, Kepala Ekonom internasional di ING.
Sementara Fed memperhatikan CPI dan ukuran harga serupa lainnya, pengukur inflasi yang disukainya adalah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, yang akan dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi pada akhir Februari. Elemen-elemen dari CPI masuk ke dalam pembacaan PCE, dan Citigroup mengatakan pihaknya memperkirakan PCE inti akan turun menjadi 2,6% untuk Januari, penurunan 0,2 poin persentase dari Desember.