Turki Siap Berinvestasi di IKN, Akademisi: Tergantung Prabowo

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pernyataan komitmennya untuk ikut membangun Ibu Kota Nusantara (IKN).

Turki Siap Berinvestasi di IKN, Akademisi: Tergantung Prabowo

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Recep Tayyip menyampaikan pernyataan komitmennya untuk ikut membangun Ibu Kota Nusantara (). Hal itu disampaikan Erdogan saat berkunjung ke Indonesia pekan ini.

"Wabil khusus, kami juga berkomitmen ikut serta pembangunan proyek IKN dengan melibatkan perusahan kontruksi kelas dunia," kata Erdogan saat memberikan sambutan kenegaraan dihadapan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Menurut Akademisi Hubungan Internasional dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau, Ady Muzwardi komitmen Erdogan untuk membangun IKN seperti jauh dari realitis kondisi rill proyek strategis nasional (PSN) tersebut.

"Sebenarnya di IKN kita harus melihat realitis kondisi rill, apakah PSN ini bisa berlanjut atau tidak?," kata Ady kepada Tempo, Rabu.

Secara bisnis lanjut dia, melihat kondisi IKN sulit untuk Turki berinvestasi di proyek tersebut. "Kami bisa lihat apa sih keuntungan Turki (investasi di IKN), untungnya apa, penawaran apa yang menarik diberikan Presiden Prabowo, itu yang belum kita lihat," kata dia.

Tetapi kata Ady, tidak tertutup kemungkinan Turki untuk investasi pembangunan IKN. "Tetapi bagi saya ini masih jauhlah. Kita belum tau juga apakah investasi ini dilakukan oleh BUMN Turki atau swastanya Turki, itukan belum jelas," kata dia. 

Ady menilai kedatangan Erdogan ke Indonesia diharapkan bisa memperkuat hubungan bilateral kedua negara di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Terlebih, berkaca pada kondisi keuangan Amerika Serikat beberapa waktu belakangan.

Menurut Ady, kunjungan kerja Erdogan ke Indonesia adalah kesempatan bagi Indonesia untuk lebih dekat mendekatkan Indonesia dengan Turki karena Turki adalah pemain di Timur Tengah. Lawatan ini juga membuka jalur bagi Indonesia untuk memperbesar suplai sumber daya alam.

Ia berharap ada kerjasama antara kedua negara baik dari sisi pertahanan keamanan, pendidikan maupun ekonomi. "Kondisi global tidak menentu, finansial yg dinamis bahkan cendrung turun, jadi kita membutuhkan Turki. Diharapkan kedua negara memperkuat kerjasama militer, pendidikan dan ekonomi," kata dia.