India Pangkas Suku Bunga, Pertama Kali dalam Lima Tahun Terakhir
India berupaya memberikan stimulus untuk mendorong perekonomiannya yang lesu.
![India Pangkas Suku Bunga, Pertama Kali dalam Lima Tahun Terakhir](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2019/10/22/2019_10_22-11_41_38_73f31247e9638ea91ae47824435a689f_960x640_thumb.jpg)
Bank Sentral India memangkas suku bunga repo utama untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun pada Jumat (7/2) dan mengisyaratkan pendekatan kebijakan yang lebih longgar. India berupaya memberikan stimulus bagi ekonomi yang lesu.
Komite Kebijakan Moneter yang terdiri dari tiga RBI dan tiga anggota eksternal, memangkas suku bunga repo sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, setelah mempertahankannya tidak berubah selama sebelas pertemuan kebijakan berturut-turut. Keputusan ini sejalan dengan jajak pendapat Reuters, di mana lebih dari 70% ekonom telah memperkirakan pengurangan seperempat poin, dan menandai pengurangan pertama dalam suku bunga acuan India sejak Mei 2020.
"MPC tetap bersikap netral dan merasa bahwa kebijakan moneter yang kurang ketat adalah tepat pada saat ini," kata Gubernur RBI Sanjay Malhotra, seperti dikutip dari Reuters..
Imbal hasil obligasi 10 tahun acuan India naik lima basis poin menjadi 6,70% setelah pengumuman tersebut, sedangkan rupee dan indeks ekuitas acuan melemah tipis. "MPC menahan diri dari sinyal dovish dengan mempertahankan sikap 'netral', kata Radhika Rao, ekonom senior di DBS Bank di Singapura.
Pemerintah India telah memperkirakan pertumbuhan tahunan sebesar 6,4% pada tahun yang berakhir pada bulan Maret, di bawah batas bawah proyeksi awalnya.Kinerja ekonomi India dibebani oleh sektor manufaktur yang lebih lemah dan investasi perusahaan yang lebih lambat. Itu akan menjadi laju ekspansi yang paling lambat dalam empat tahun.
Pertumbuhan terlihat dalam kisaran 6,3%-6,8% pada tahun fiskal berikutnya. Bank sentral memperkirakan pertumbuhan sebesar 6,7% tahun depan.
"Perbaikan kondisi ketenagakerjaan, pemotongan pajak yang baru-baru ini diumumkan, inflasi yang moderat dan hasil pertanian yang baik setelah musim hujan yang kuat akan membantu pertumbuhan," kata Malhotra.
Meskipun inflasi ritel masih jauh di atas target jangka
menengah RBI sebesar 4%, inflasi mereda ke level terendah empat
bulan sebesar 5,22% pada bulan Desember dan terlihat secara
bertahap menurun menuju target dalam beberapa bulan
mendatang.
Bank sentral melihat inflasi rata-rata 4,8% pada tahun keuangan
saat ini, turun menjadi 4,2% tahun depan.
Malhotra mengatakan, tekanan inflasi pangan akan mereda, tetapi harga energi yang tidak stabil menimbulkan risiko terhadap prospek inflasi. "Inflasi inti meskipun kemungkinan naik, akan tetap moderat,"kata Malhotra.