Jurnalisme Konstruktif, Gaya Baru dalam Penyajian Berita yang Menghadirkan Solusi

Jurnalisme Konstruktif, Gaya Baru dalam Penyajian Berita yang Menghadirkan Solusi. ????Jurnalisme konstruktif menjadi tren baru dalam dunia media, menghadirkan berita yang tidak hanya informatif tetapi juga memberikan solusi. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Jurnalisme Konstruktif, Gaya Baru dalam Penyajian Berita yang Menghadirkan Solusi

Surabaya (beritajatim.com) – Jurnalisme konstruktif kini menjadi pendekatan baru dalam dunia media, mengubah cara berita disajikan kepada pembaca. Tidak lagi hanya menampilkan sisi negatif dari sebuah peristiwa, pendekatan ini juga menghadirkan solusi sebagai bagian dari pemberitaan.

Program Manager International Media Support (IMS), Eva Danayanti, menyebut jurnalisme konstruktif sebagai pendekatan editorial yang bertujuan mengurangi dampak negatif dari sebuah berita.

Dia menegaskan bahwa jurnalisme konstruktif bukanlah genre baru dalam dunia jurnalistik, melainkan lebih kepada proses editorial dalam menyusun berita.

“IMS mengadopsi kontruksi jurnalisme ini pertama kali muncul di Denmark,” katanya dalam diskusi bertajuk Local Media Community 2025 yang digelar di Surabaya pada 4-5 Februari 2025.

Konsep jurnalisme konstruktif lahir dari keresahan para jurnalis yang mempertanyakan mengapa berita selalu berfokus pada hal negatif, skandal, dan sensasi. Padahal, audiens mulai merasa jenuh dengan model pemberitaan seperti itu. Eva mengutip hasil survei yang menunjukkan bahwa 39 persen orang menghindari berita sama sekali karena terlalu menekankan masalah tanpa memberikan solusi.

Sebagai solusi atas kejenuhan audiens, jurnalisme konstruktif memberikan pendekatan yang lebih berimbang. Eva menegaskan bahwa model ini mampu mengurangi efek negatif dari berita dengan menambahkan perspektif solusi.

“Di sinilah jurnalisme konstruktif. Karena itu ada tiga elemen utama dalam constructive journalism, yaitu solusi, nuansa, dan percakapan demokratis,” jelasnya.

Nuansa dalam jurnalisme konstruktif mengacu pada penciptaan latar belakang masalah beserta solusinya.

“Mengapa constructive journalism penting bagi media? Media punya tanggung jawab tidak hanya menyampaikan sesuatu, tapi juga solusinya dan memfasilitasi keterlibatan publik. Tapi perlu dipahami, solusi di sini bukan yang dibuat oleh si jurnalis atau medianya, melainkan melalui proses yang melibatkan publik dalam menemukan solusi. Ini yang berkaitan dengan percakapan demokratis,” ungkap Eva.

Dalam proses penyusunan berita berbasis jurnalisme konstruktif, pendekatan tidak hanya terbatas pada konsep 5W, tetapi juga mengedepankan aspek ‘apa’ dan ‘bagaimana’.

“Kemudian wawancara ada yang bergeser dari cara menuduh, menjadi lebih penasaran, dan kemudian berpikir dengan gaya terbuka. Lalu jurnalismenya dari yang dramatis kemudian kritis, kemudian berubah menjadi penasaran,” katanya.

Jurnalisme konstruktif memungkinkan jurnalis untuk lebih aktif berkomunikasi dengan pembaca dan audiens, bersama-sama mencari solusi atas suatu permasalahan dan menyebarkan informasi yang lebih bermanfaat bagi publik. [beq]